Banyuwangi, – Berita duka menyelimuti segenap warga Nahdlatul Ulama (NU) dan bangsa Indonesia. Salah satu putra terbaiknya, KH. Hasyim Muzadi meninggal dunia pada Kamis pagi (16/3), di PP. Al-Hikam, Malang. Tak terkecuali, warga NU di Banyuwangi.
“Kami sangat berduka, salah satu kader terbaik yang dimiliki oleh NU dan Indonesia telah meninggalkan kita semua,” ungkap Ketua NU Banyuwangi KH. Masykur Ali.
Sebagai ungkapan bela sungkawa, Masykur menginstruksikan kepada semua elemen NU di Banyuwangi untuk menggelar doa tahlil dan sholat ghaib. “Tahlilnya di mulai malam ini (16/3) di kantor-kantor NU, pesantren dan masjid NU se-Banyuwangi. Sedangkan sholat ghaibnya dilaksanakan besok, setelah sholat Jumat,” papar Masykur.
Salah satu yang menggelar doa tahlil tersebut bertempat di musholah kantor PCNU Banyuwangi yang berada di jalan Ahmad Yani, Kota Banyuwangi. “Kita akan menggelar tahlilan selama tujuh hari penuh setelah sholat Isya,” terang kordinator kegiatan doa Haikal Kafili.
Kiai Hasyim merupakan Ketua PBNU tahun 1999 hingga 2010. Alumnus Pesantren Gontor tersebut, memulai pengabdiannya di NU dengan menjadi Ketua Ranting NU Desa Bululawang, Malang. Pria kelahiran Tuban, 8 Agustus 1944 tersebut, kemudian menjadi pengurus tingkat kecamatan, kabupaten, Provinsi hingga Nasional.
Kiai Hasyim selain dikenal sebagai tokoh NU, juga menjadi tokoh bangsa. Ia aktif mengkampanyekan kehidupan beragama yang moderat, menjunjung tinggi Nasionalisme dan kebhinekaan. Tidak hanya di Indonesia, pria yang sampai saat ini masih menjabat sebagai Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Joko Widodo itu, juga berkeliling dunia untuk mendakwahkan hal tersebut. Ia tercatat menjabat sebagai Sekretaris Jendral ICIS (International Conference Islamic Scholar) yang merupakan wadah silaturahmi ulama tingkat nasional.
“Beliau memberikan teladan, tidak hanya bagi warga NU dan Indonesia, tapi juga teladan bagi Islam dan dunia,” pungkas Kiai Masykur. (Ayunk/nuob)
0 komentar:
Posting Komentar