Jakarta,
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menggelar kegiatan Bimbingan Teknis Laporan Keuangan Lembaga-lembaga PBNU pada Rabu, (1/3). Peserta kegiatan adalah bendahara seluruh lembaga dan banom NU di tingkat pusat.
Auditor internal PBNU, Agus Setiawan menjelaskan, kegiatan digelar sebagai lanjutan dari pertemuan PBNU dengan ketua banom dan lembaga yang digelar 21 Februari lalu, untuk menerapkan transparansi pada pelaporan keuangan dan aset PBNU.
“Bimbingan ini sebagai praktik yang akan diterapkan PBNU. Selama ini PBNU jarang mengetahui harta yang dimilki. Nah kita memulainya dari lembaga. Kalau lembaga-lembaga sudah tercatat harta dan asetnya, akan diketahui aset dan potensi NU secara keseluruhan,” terang Agus.
Melalui pencatatan tersebut, lanjut Agus, nantinya akan diketahui lembaga-lembaga yang surplus atau minus dari segi keuangan. Ia menyebut selama ini karena tidak ada laporan sehingga PBNU tidak mengerti kekurangan dan kelebihan masing-masing lembaga.
Dengan adanya pelaporan neraca seluruh lembaga, potensi seluruh lembaga akan terdeteksi. Aset bisa berupa kursi, meja, komputer, atau peralatan lembaga. Dengan demikian juga akan terlihat kegiatan dan keaktifan lembaga-lembaga.
“Jika peralatan sedikit, maka mungkin kegiatannya juga sedikit. Jadi dari sini bisa terdeteksi berapa lembaga yang aktif dan seperti apa,” kata Agus.
Menurut Agus, setelah diketahui aset setiap lembaga, dapat disusun neraca konsolidasi. Sehingga kejelasan aset juga dapat memperlancar program kerja PBNU di masa mendatang.
Agus menyesalkan pelaporan aset yang coba ia dorong lima tahun lalu kurang mendapat respons.
“Saya sudah membuatkan SOP Pelaporan Keuangan dan Asset tahun 2010 yang saya minta kepada seluruh wilayah untuk mengirimkan data, sayangnya sampai sekarang belum ada yang konfirmasi,” ujarnya.
Namun demikian, Agus menyebut RS NU Demak telah menerapkan pencatatan yang transparan. (Kendi Setiawan)
0 komentar:
Posting Komentar