Dalam doa bersama itu terlihat hadir jajaran PCNU Banyuwangi, Muslimat NU, Fatayat NU, GP Ansor, IPNU-IPPNU, MWC NU dan para tokoh masyarakat. Forpimka Genteng, hadir Camat Genteng Firman Sanyoto, Kapolsek Kompol Sumartono, dan Danramil Kapten ( Arm) Sutoyo.
Selain diisi dengan pembacaan surat yasin dan tahlil untuk almarhum KH. Hasyim Muzadi, dalam acara itu juga dibacakan perjalanan perjuangan KH. Hasyim Muzadi selama masa hidupnya. “Kiai Hasyim Muzadi itu tokoh pemersatu antar umat beragama, ” cetus Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Banyuwangi, KH Maskur Ali.
Dalam acara itu, Kiai Masykur mengatakan almarhum Kiai Hasyim Muzadi pernah menyampaikan NU itu ibarat pemadam kebakaran yang harus siap menjadi pemadam segala polemik yang ada di tengah masyarakat. “NU itu selalu hadir menjadi penengah setiap ada persoalan di masyarakat,” katanya.
Selama mengabdikan diri menjadi pengurus NU, terang dia, Kiai Hasyim Muzadi selalu menghindari demo dan aksi yang frontal. Dalam setiap menyelesaikan masalah, selalu mengedepankan dialog dan musyawarah. Bahkan, saat NU Banyuwangi mendemo Bupati Banyuwangi, Ratna Ani Lestari, terang dia, Kiai Hasyim Muzadi ini langsung menelepon agar aksi- aksi itu diperhalus.
“Buat apa demo itu,” ungkapnya menirukan pernyataan Kiai Hasyim Muzadi. Ketua IPNU Banyuwangi, Yahya Muzaki, menyebut doa bersama untuk almarhum KH Hasyim Muzadi itu penting dilaksanakan untuk mengingatkan akan kematian. Secara khusus, mendoakan KH Hasyim Muzadi merupakan bentuk bakti warga nahdliyin.
“Kita memanggil beliau itu kan abah, ini bentuk doa kami untuk orang tua,” katanya. (radar)
0 komentar:
Posting Komentar