ansorgenteng.blogspot.co.id

ansorgenteng.blogspot.co.id

Jumat, 03 Maret 2017

Kader PC IPNU Banyuwangi Dakwah di Hongkong dan Tiongkok, Berikut Kisahnya

Banyuwangi – Wakil ketua bidang Jaringan Sekolah, Pesantren, dan Perguruan Tinggi (JSPPT) PC IPNU Banyuwangi Khotibul Umam usai melakukan dakwah di hadapan ratusan Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang bermukim di Negara Hongkong dan Cina selama 10 hari, terhitung mulai tanggal (5-16/02/2017).
Waktu itu Gus Umam, sapaan akrabnya bertekad untuk memaksimalisasi perjalanan dakwah diberbagai kalangan komunitas yang dulunya pernah dilakoni abah Kh. Ahmad Qusyairi Syafaat bersama ibunya Hj. Mahmudah.
“pertama datang di Hongkong, saya mengisi dakwah di Komunitas Jamaah Roudhatul Qolbiyah (JRQ) di Daerah Yeon Yong mulai pagi hingga sore, selepas itu pada hari kedua dakwah di Majelis Salikul Lail di daerah yang sama selama seharian penuh, kemudian dilanjutkan hari esoknya pengajian halaqoh di Taman Victoria. Terus menerus seperti itu,” terang Gus Umam saat dimintai keterangan di kediamannya Pondok Pesantren Muchtar Syafaat, Blok Agung, Karangdoro,Tegalsari, Banyuwangi. Kamis (2/3) malam.
“Kebanyakan materi yang saya sampaikan waktu itu adalah pokok-pokok bahasan tema yang bernuansa motivasi bagi teman-teman TKW di sana,” sambung cucu Almarhum Kiai Mukhtar Syafaat, Blokagung, Banyuwangi.
Seringkali saya sampaikan, kata dia, empat kategori yang menjadikan orang sukses menurut Nabi Muhammad SAW.
“Pertama Istri yang sholihah. Karena istri adalah madrasah awal bagi anak-anaknya kelak. Madrasah pertama penempaan buah hati menuju kesuksesan. Selain itu, istri adalah pakaian bagi sang suami untuk saling melengkapi dan menutupi kekurangan diantara keduanya,” tutur Gus Umam.
Dan yang kedua adalah, sambung dia, anak yang sholeh. Kelak buah hati yang sholeh lah yang mendoakan kedua orang tuanya ketika meninggalkan dunia.
“Teman dan tetangga yang sholeh merupakan kategori yang ketiga. Seringkali kepribadian dan pola pikir seseorang dipengaruhi oleh teman atau tetangganya. Sehingga benar sampai nabi menganjurkan sebelum pindah lingkungan baru untuk melihat kerabat/tetangga rumahnya terlebih dahulu,” ucap santri Pondok Pesantren Mukhtar Syafaat, Blokagung.
Dan kategori yang terakhir, sambung dia, mencari rizki di negerinya sendiri. “Sering saya goda para TKW untuk kembali ke Indonesia untuk mencari rizki di negerinya sendiri, bukan di negeri orang lain,” kenangan canda Gus Umam saat mengisi dakwah dibeberapa kota dan komunitas TKW muslim di Hongkong dan Cina.
Dakwah di negeri orang lain menjadi tantangan sendiri bagi Gus Umam untuk memahami gaya penerimaan dakwah sesuai selera TKW disana waktu itu. “Sulit juga mengembalikan minat perhatian jamaah untuk terus-menerus mendengarkan isi dakwah. Sehingga, mereka sesekali saya ajak nyanyi sholawat bersama, diselingi candaan, dan sub materi yang berisikan motivasi. Karena mereka seringkali kelelahan usai bekerja di setiap industri,” tutur Gus Umam.
Selain mengisi dakwah, Gus Umam juga berziarah dimakam Sahabat Sa’ad bin Abi Waqqas di Guangzhou, Tiongkok.
“Mengingat sejarah, beliau adalah salah seorang sahabat yang awal masuk islam dan salah satu sahabat penting Nabi Muhammad SAW. Sudah selayaknya berziarah untuk tabarrukan,” imbuh Gus Umam.
Sebagai kader IPNU saat ini perlu adanya terus belajar pengembangan metode dan komposisi dakwah.
“Sehingga tak salah dengan kemajuan teknologi saat ini, usai dakwah langsung di Hongkong dan Cina. Sebagai tindak lanjut saya menggunakan teleconference untuk melanjutkan dakwah di sana. Karena disadari atau tidak tantangan dakwah kedepan semakin runyam,” tutup Gus Umam. (M. Sholeh Kurniawan/banyuwanginu.or.id)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons | Re-Design by AnsorGenteng Online