Hamasah di Jalan Da'wah
Perjalanan dakwah masih panjang. Salah satu faktor yang membuat kita dapat bertahan dan terus eksis di jalan dakwah adalah adanya hamasah (semangat) dan iradah (kehendak) kuat yang tertanam dalam jiwa kita.
Jama'ah Penuh Berkah
Tidak ada dakwah tanpa kepemimpinan. Kadar tsiqah antara qiyadah dan jundiyah menjadi penentu bagi sejauh mana kekuatan sistem jamaah, kemantapan langkah-langkahnya, keberhasilan dalam mewujudkan tujuan-tujuannya, dan kemampuannya dalam mengatasi berbagai tantangan dan kesulitan.
Bekerja Untuk Indonesia
Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. (9:105)
Inilah Jalan Kami
Katakanlah: "Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha suci Allah, dan aku tiada Termasuk orang-orang yang musyrik". (12:108)
Biduk Kebersamaan
Biduk kebersamaan kita terus berjalan. Dia telah menembus belukar, menaiki tebing, membelah laut. Adakah di antara kita yang tersayat atau terluka ? Sayatan luka, rasa sakit, air mata adalah bagian dari tabiat jalan yang sedang kita lalui. Dan kita tak pernah berhenti menyusurinya, mengikuti arus waktu yang juga tak pernah berhenti.
Sabtu, 29 April 2017
Rais 'Aam Jelaskan Karakteristik Gerakan dan Ukhuwah NU
Rabu, 26 April 2017
Taushiyah Kebangsaan Wantim MUI – Pleno 17
- Bahwa kehidupan bangsa dewasa ini, terutama terkait Pilkada serentak dan hal-hal yang mengitarinya, telah menimbulkan perbedaan pandangan dan kepentingan politik yang tajam yang nyaris membawa perpecahan bangsa. Keadaan demikian ikut diperparah oleh pertentangan pendapat dan sikap terhadap kasus penistaan agama oleh Gubernur DKI Jakarta dan proses pengadilan yang menyertainya. Oleh karena itu, kepada keluarga bangsa dipesankan agar tidak terjebak kepada pertentangan dan permusuhan. Perbedaan aspirasi dan kepentingan politik tidak harus membawa perpecahan dan terganggunya persaudaraan kebangsaan.
- Bahwa sebagaimana Sikap dan Pandangan Keagamaan Majelis Ulama Indonesia tentang kasus penistaan agama pada tanggal 11 Oktober 2016 yang diperkuat dan didukung oleh Taushiyah Kebangsaan Dewan Pertimbangan MUI pada 9 November 2016, maka harus dilakukan penegakan hukum secara berkeadilan, transparan, dan memenuhi rasa keadilan masyarakat. Tanpa bermaksud mencampuri proses peradilan, namun karena proses tersebut telah dengan kasat mata menunjukkan hal yang patut diduga adanya campur tangan, seperti ditunjukkan oleh penundaan penuntutan dan tuntutan oleh Jaksa Penuntut Umum yang cenderung membebaskan terdakwa, maka Dewan Pertimbangan MUI menilai bahwa tuntutan itu telah mengusik rasa keadilan masyarakat, khususnya umat Islam. Untuk itu Dewan Pertimbangan MUI memesankan kepada Lembaga Penegak Hukum agar berhati-hati dan berhenti dari kecenderungan mempermainkan hukum.
- Mengajak Penyelenggara Negara, khususnya lembaga penegakan hukum, untuk bersungguh-sungguh dan secara konsisten serta konsekwen menegakkan hukum secara berkeadilan. Jika tidak demikian, atau jika adanya campur tangan pemerintah dalam proses penegakan hukum, maka hal itu potensial menimbulkan ketakpercayaan (distrust) yang kemudian membawa sikap ketidaktaatan (disobedience) rakyat terhadap hukum dan penegakan hukum. Lebih dari pada itu, jika ketidakadilan hukum itu, seperti atas kasus penistaan agama, berhubungan dengan keyakinan masyarakat, khususnya umat beragama (Islam), maka mereka akan mudah bangkit bergerak memrotesnya demi tegaknya kebenaran dan keadilan.
- Mengajak semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat, khususnya umat berbagai agama, dalam rangka memelihara keamanan negara dan kerukunan bangsa, untuk mengembangkan toleransi dan wawasan kebhinnekaan sejati, yaitu budaya dan etika untuk tidak memasuki wilayah keyakinan pihak lain dan tidak mengganggu hal-hal suci yang dianut oleh pihak lain.
- Sehubungan dengan situasi dan kondisi kehidupan bangsa akhir-akhir ini, seyogyanya segenap Penyelenggara Negara untuk tidak terbelenggu dan tersandera oleh “Satu Faktor Perusak dan Pemecahbelah Bangsa”. Terlalu rendah derajat kita jika hal itu terjadi, dan terlalu mahal harga yang harus dibayar jika kerusakan dan perpecahan terjadi di negeri ini.
- Menghimbau seluruh umat Islam sebagai umat mayoritas negeri ini untuk menjadi perekat bangsa dan mengedepankan akhlaq agung dalam bermuamalah secara nasional. Di samping itu kita dituntut untuk mengokohkan ibadah dan tazkiyatun nafs dalam rangka menjaga keutuhan NKRI.
Jakarta, 29 Rajab 1438 H
26 April 2017
Dewan Pertimbangan
Majelis Ulama Indonesia
|
Selasa, 18 April 2017
Kumpulan Foto Rijalul Ansor PAC di masjid Al Ikhlas
Senin, 17 April 2017
PAC GP Ansor Genteng Mengawali agenda kerjanya Dengan Mengadakan Majelis Dzikir Rijalul Ansor
foto selengkapnya silahkan Klik : http://ansorgenteng.blogspot.co.id/…/kumpulan-foto-rijalul-…#
Senin, 10 April 2017
Ratusan Ribu Warga Nahdliyin Hadiri Istighosah Kubro di Sidoarjo
Istighosah Kubro ini juga dalam rangka peringatan Hari Lahir ke 94 NU, serta mendoakan bangsa ini agar terhindar dari permasalahan.
Selain memadati dalam stadion, ribuan warga NU ini juga memenuhi area luar stadion. Meski duduk dengan alas tikar dan di bawah terik matahari, mereka tetap khusuk berdoa.
"Istighosah ini sesuai instruksi kiai sepuh dan kami kiai di struktur unsur syuriah dan tanfidzyah PWNU dan cabang-cabang menjalankannya," kata Ketua PWNU Jatim KH M Hasan Mutawakil Allallah.
Dalam istighosah kubro ini, ulama kiai NU menyampaikan maklumat untuk mengarahkan umat Islam dan seluruh elemen bangsa dalam rangka menguatkan kembali bangunan keagamaan dan kebangsaan Tanah Air.
Hadir dalam istighosah kubro di Sidoarjo sembilan Kyai diantaranya, KH Anwar Mansur, KH Miftachul Akhyar, KH Tamim Romli, KH Nawawi Abdil Jalil, KH Khoil As'ad, KH Aza'im, KH Anwar Iskandar, KH Zainuddin Jazuli, KH Nurul Huda Jazuli.Tohak hanya para kiai, Istighosah Kubro juga dihadiri Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Kapolda Jatim Irjen Pol Mahfud Arifin, Mensos Khofifah Indar Parawansa, dan Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf.
Ketua PWNU Jawa Timur KH Hasan Mutawakil Alallah menyatakan istighosah hari ini warga nahdliyin berdoa bersama-sama untuk keselamatan, kesejahteraan dan kemakmuran bangsa Indonesia, dan kedaulatan bangsa ini dihadapan bangsa-bangsa yang lain, dan juga mudah-mudahan doa kyai tadi semoga bencana sosial yang menimpa bangsa ini ada pintu keluar dan ada jalan keluarnya, dan kami mengharapkan para pemimpin bangsa ini juga mengambil kebijakan kebijaksanaan yang memihak pada rakyat.
"Semoga doa kyai dalam istighosah kubro yang dilaksanakan di gor Sidoarjo ini semoga bangsa kita ini diberikan keselamatan,kesejahteraan dan kemakmuran, selain itu juga mudah-mudahan doa kyai semoga bencana sosial yang menimpa bangsa ini ada pintu keluar dan jalan keluarnya," kata Ketua PWNU Jatim KH Hasan Mutawakil Alallah.
Sementara itu Wakil Ketua Rois Syuriah PWNU Jatim, KH Anwar Iskandar menambahkan, warga NU meneguhkan komitmennya terhadap keselamatan negara kesatuan Replublik Indonesia.
Jumat, 07 April 2017
NU Banyuwangi Desak Kepolisian Usut Dalang Demo Berlogo PKI
Ketua PCNU Banyuwangi, KH Masykur Ali. |
Soal Demo Bersimbol PKI, Kader GP Ansor Banyuwangi Diminta Waspada
Spanduk bergambar logo palu arit yang dibentangkan saat aksi tolak tambang di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi. (Foto: Syamsul Arifin/TIMES Indonesia) |
BMKG ; Hati- Hati, Banyuwangi Selatan Rawan Puting Beliung
Dua Pekan Lagi Pagar Nusa Gelar Kongres
Kamis, 06 April 2017
PP GP Ansor Kunjungi PP Muhammadiyah, Perkuat Spirit Kebersamaan demi NKRI
H Sukron Makmun Hidayat S Hum ;Jangan Sampai Nama Ansor hancur di mata masyarakat karna ulah anggota
Rabu, 05 April 2017
PC GP ANSOR BANYUWANGI AKAN MENGADAKAN PELANTIKAN PENGURUS
Desa Digerojok BKD Rp 320 M,Bupati Abdullah Azwar Anas minta desa memanfaatkan dana untuk kepentingan rakyat
Bupati Abdullah Azwar Anas minta desa memanfaatkan dana tersebut untuk kepentingan rakyat dengan bersinergi dengan berbagai program Pemkab Banyuwangi. ADD pada tahun 2017 ini naik drastis hingga 79 persen dari jumlah ADD tahun 2016 yang hanya Rp 83 miliar.
“Sehingga total Bantuan Keuangan Desa (BKD) yang akan masuk ke seluruh desa di Banyuwangi mencapai Rp 320,8 miliar pada tahun 2017 ini. Program-program yang ada di desa, kami minta agar menyesuaikan dengan program pemkab agar progress pembangunan di Banyuwangi lebih cepat,” jelas Anas.
Selasa, 04 April 2017
Kunjungi Banyuwangi, Kapolda Jatim Beri Motivasi Para Santri
Kapolda Irjen Machfud Arifin memberikan ceramah dihadapan santri Darussalam |
Kiri-Kanan: KH. Masykur Ali, Bupati Abdullah Azwar Anas, Kapolda Machfud Arifin, dan KH. Hisyam Syafaat |
Kiai Ma’ruf Amin: Beda Pendapat, Tidak Perlu Saling Bermusuhan
Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ma’ruf Amin (Kiai Ma’ruf) mengatangkan, seharusnya umat Islam itu tidak saling bermusuhan antara satu dan yang lainnya hanya karena perbedaan pendapat. Ia juga meminta kepada umat Islam untuk terus menjaga dan meningkatkan persaudaraan keislaman (ukhuwwah islamiyyah).
“Jangan terkoyak oleh masalah-masalah yang sebenarnya tidak seharusnya menjadi permusuhan,” kata Kiai Ma’ruf kepada NU Online di Lantai 4 Gedung PBNU, Senin (3/4).
Seharusnya, jelas Kiai Ma’ruf, antarsesama umat Islam itu harus saling menasihati dan mengajak ke jalan yang benar. Baginya, kalau seandainya mereka yang dinasihati dan diajak untuk berbuat baik menolak, maka itu jangan dijadikan sebagai bahan untuk menyulut api permusuhan.
“Dengan orang non-Muslim pun kita masing-masing saja. Lakum dinukum waliyadin (bagimu agamamu, bagiku agamaku),” jelasnya.
Kiai Ma’ruf menjelaskan, perbedaan-perbedaan tersebut jangan menjadi alat untuk saling bermusuhan. Untuk itu, Kiai alumni Pesantren Tebuireng ini meminta umat Islam Indonesia untuk tidak menanamkan sikap saling benci dan saling memusuhi antarsesama.
“Kita harus membangun (sikap) saling mencintai dan saling menyayangi,” katanya.
Menurutnya, kalau seandainya sikap saling mencintai dan menyayangi sudah terbangun baik di tengah-tengah masyarakat, maka tidak akan ada lagi sikap bermusuhan.
Terkait dengan kelompok yang memaksakan pendapatnya, Kiai Ma’ruf menilai itu tidak jadi masalah selama hanya mengajak dan tidak sampai pada tahap bermusuhan. “Kalau sampai bermusuhan, itu yang tidak baik,” terangnya.
“Masing-masing (harus) menahan diri. Kalau kemudian saling ngotot, jadi (bermusuhan). Tidak perlu ada saling bermusuhan,” pungkasnya.NU Online