ansorgenteng.blogspot.co.id

ansorgenteng.blogspot.co.id

Jumat, 11 November 2016

Ketua PC GP Ansor Banyuwangi: Demokrasi Yes, Stabilitas Yes, No Bully, No Fitnah, No Pecah Belah!

BANYUWANGI – 10 November diperingati bangsa Indonesia sebagai hari Pahlawan. Sebuah wujud semangat dan kecintaan para pahlawan pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan mengusir penjajah pada 10 November 1945 silam.
Menghargai pengorbanan para pejuang, Ketua Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Banyuwangi, H Sukron Makmun Hidayat, mengimbau generasi muda dan seluruh elemen bangsa untuk bersatu serta terus menumbuh kembangkan semangat kepahlawanan.
“Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawannya, ungkapan tersebut harus benar – benar dihayati dan menjadi spirit dalam pribadi bangsa Indonesia,” katanya, Kamis (10/11/2016).
Tentang bagaimana mengimplementasikan semangat kepahlawanan di era kemerdekaan, Sukron menyebut, kuncinya adalah persatuan dan kesatuan. Kenapa demikian?. Karena diakui atau tidak, saat ini bangsa Indonesia sedang berada dalam sebuah kebebasan yang cukup luas.
“Keadaan ini sering saya sebut dengan ‘Demokrasi tanpa batas’, kalau kita tidak mampu dan siap menghadapainya, hal ini bisa menggerus makna kemerdekaan dan ke Indonesiaan kita,” ungkap pria yang bisa merangkul seluruh kader GP Ansor Bumi Blambangan ini.

Sistem Demokrasi, dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, adalah sebuah pencapaian tertinggi, tapi, masih Sukron, harus di barengi dengan ketertiban atau stabilitas bangsa yang tetap terjaga. Namun kenyataan, saat ini ibu Pertiwi sedang gelisah karena demokrasi  kita telah mengarah kepada kebebasan tanpa batas. Padahal, dalam membangun negara, sebagaimana cita - cita para pahlawan, yang dibutuhkan adalah demokrasi dan stabilitas.
“Dulu, dimasa Orde Baru, Indonesia lebih mengedapankan Stabilitas dan di era Reformasi, demokrasi selalu dikedepankan. Tapi demokrasi hari ini telah melampaui fitrah, sehingga negara ini selalu ribut dan gaduh,” ucapnya.
Dengan semangat hari Pahlawan, GP Ansor Banyuwangi mendorong seluruh pihak untuk mampu meracik demokrasi yang tertib. Yakni demokrasi yang tetap menjaga nilai – nilai luhur Pancasila.
Hari ini bisa kita saksikan, lanjut Sukron, kegaduhan demi kegaduhan serta keributan yang terus melanda bangsa ini. Penyebab utama adalah lemahnya rasa persaudaraan antar sesama warga negara akibat dari kebebasan dalam berdomkrasi yang melampaui fitrah.
Siapa saja boleh dan bebas melakukan apa saja, pecah belah ummat, membully, memfitnah dan mencaci. Bahkan, Presiden selaku pimpinan tertinggi di Indonesia, sering menjadi sasaran dan pelampiasan.
“Padahal Presiden adalah simbol negara yang harus kita jaga dan kita hormati, kalau ini dibiarkan dimana martabat dan kewibawaan negara, kini tidak ada lagi welas asih dan rasa persaudaraan, bukankah ini sangat berbahaya!,” cetus adik Bupati Abdullah Azwar Anas ini.
Dicontohkan, Pilpres, Pilgub, Pilbub dan lainya, yang dilakukan lima tahun sekali, selalu menyisakan intrik dan penistaan berkepanjangan. Bahkan sampai memasuki masa pemilihan selanjutnya. Pertanyaan yang muncul dimasyarakat, kepada siapa mereka kini harus memilih sosok teladan.
Fatalnya, kondisi tersebut juga dilihat oleh anak - anak dan generasi muda. Tentu saja, secara otomatis kondisi tersebut akan melahirkan generasi - generasi baru yang terinfeksi demokrasi tanpa batas.
Untuk itu, di hari Pahlawan, H Sukron Makmun Hidayat, mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk membangun tiga landasan persaudaraan, sebagai penangkal perpecahan. Yaitu, Ukhuwah Islamiyah atau persaudaraan antar sesama muslim, Ukhuwah Wathaniyah atau persaudaraan antar sesama warga bangsa dan Ukhuwah Basyariyah yang merupakan persaudaraan antar umat manusia.
“Tiga prinsip di atas adalah komitmen yang perlu terus kita jaga dan diamalkan guna memupuk rasa persaudaraan dalam rangka menjaga keutuhan NKRI. Dan hemat kami, itu adalah bentuk kongkrit upaya kita dalam menghargai dan menghormati jasa para pahlawan yang telah berkorban di dalam meraih cita - cita kemerdekaan Indonesia,” ulas mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini.
Harapan saya, sambungnya, kepada seluruh elemen bangsa, tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh politik, untuk terus menjaga, merawat dan mengisi kemerdekaan Indonesia dengan memberi contoh dan keteladanan yang baik. Selalu menanamkan jiwa patriotisme dan semangat juang yang dilandasi rasa persaudaraan. Rasa bangga pada para pemimpin dan tanah air harus tertata melekat dihati anak – anak serta generasi penerus bangsa.
“Didalam mendorong ini semua, kami sering sampaikan dan kampanyekan istilah, Demokrasi Yes, Stabilitas Yes, No Bully, No Fitnah, No Pecah Belah!,” pungkas Ketua PC GP Ansor Banyuwangi. (TIMESINDONESIA)

Selasa, 01 November 2016

60 Banser Banyuwangi Ikuti Diklat Tanggap Bencana

BANYUWANGI – Selama empat hari ke depan, 60 anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) di Banyuwangi, Jawa Timur digembleng di Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo.
Dalam acara yang digagas bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, tersebut mereka akan disuguhi materi tanggap bencana. Mulai dari kegunung apian, cuaca dan lainya.
“Peserta pelatihan diharapkan mampu menjadi penggerak untuk menciptakan masyarakat tangguh bencana,” ucap Satkorcab Banser PC GP Ansor Banyuwangi, Mashud, Senin (31/10/2016).
Mashud menjelaskan, peserta acara ini adalah perwakilan Banser dari seluruh Pimpinan Anak Cabang (PAC) serta dari wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB) di Banyuwangi. Dengan berbekal ilmu yang didapat dari pelatihan, diharapkan mereka akan menjadi penggerak sekaligus pemotivasi hingga ke tingkat Ranting.
“Dengan begitu akan terbentuk Banser Tanggap Bencana (Bagana) hingga di masing – masing desa,” cetusnya.
Mashud menambahkan, pasca kegiatan, Bagana akan diterjunkan ke lapangan, baik dalam kondisi bencana maupun tidak. Oleh karena itu, sesuai amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana, peserta wajib menguasi tiga bidang kebencanaan. Mitigasi bencana, penanggulangan bencana saat bencana dan kemampuan pasca bencana.
“Pelatihannya pun ada klaster, ada pendidikan, trauma hilling, SAR daln lainya, maka diharapkan peserta mampu menguasai seluruh materi,” ungkap Sekrataris PC GP Ansor Banyuwangi, Mahbub Junaidi.
Sementara itu, Ketua PC GP Ansor Banyuwangi, H Sukron Makmun Hidayat, menegaskan bahwa pelatihan Bagana dilakukan guna menyiapkan relawan tanggap bencana yang kompeten mengingat Banyuwangi memiliki dua gunung berapi dan panjang pantai yang luas dan rawan terjadi bencana.
“Karena dalam penanganan sebuah bencana, kompetensi itu sangat dibutuhkan, dan Ansor dan Banser harus hadir menjadi relawan sebagai wujud pengabdian ke masyarakat,” cetusnya.
Kepala BPBD Banyuwangi, Kusiyadi, mengapresiasi keaktifan Banser selaku bagian dari PC GP Ansor Banyuwangi, untuk bersedia tampil sebagai relawan bencana. Maka jangan heran, momen ini benar-benar dimaksimalkan dengan mendatangkan narasumber dari instansi terkait. Diantaranya dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tretes, Pasuruan, Badan SAR Nasional (Basarnas) Surabaya, BPBD Provinsi Jawa Timur dan lainnya.
“Kader Ansor kan tersebar disetiap kecamatan, itu sangat strategis, dan kita harapkan bisa terlibat langsung dalam kesiapsiagaan dan tanggap bencana guna pengurangan resiko bencana,” katanya. (TIMESINDONESIA)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons | Re-Design by AnsorGenteng Online