ansorgenteng.blogspot.co.id

ansorgenteng.blogspot.co.id

Selasa, 12 Desember 2017

Sikap Resmi PBNU atas Diakuinya Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

السَّــــــــــــــلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


Melihat dan mengamati dengan seksama dinamika perpolitikan internasional terutama sejak Presiden Amerika Serikat Donald Trump melakukan pemindahan ibukota Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem, hal ini berpotensi meluasnya pelanggaran terhadap Prinsip Hukum Humaniter sebagaimana diatur dalam Protokol Tambahan I Tahun 1977 Pasal 53 menentukan perlindungan bagi objek-objek budaya dan tempat pemujaan. 

Resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB atas Yerusalem No. 252 tanggal 21 Mei 1968 hingga Resolusi DK PBB No. 2334 tanggal 23 Desember 2016 menegaskan bahwa DK tidak akan mengakui perubahan apa pun atas garis batas yang ditetapkan sebelum perang 1967.

Demikian halnya, Resolusi Majelis Umum PBB No. 2253 tanggal 4 Juli 1967 hingga Resolusi No. 71 tanggal 23 Desember 2016 yang pada pokoknya menegaskan perlindungan Yerusalem terhadap okupasi Israel. 

Melalui Resolusi No. 150 tanggal 27 November 1996, Unesco menyebut “Kota Tua Yerusalem” sebagai warisan dunia yang terancam punah. Dan pembangunan terowongan dekat Masjid Al Aqsa oleh Israel sebagai tindakan yang menyerang sentimen keagamaan di dunia. 

Terkait hal itu bersama ini Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menyatakan sikap:

1. Sikap Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyatakan bahwa Yerusalem merupakan ibu kota Israel merupakan suatu tindakan yang akan mengacaukan dan merusak perdamaian dunia. Sikap tersebut akan membuat situasi dunia menjadi semakin panas dan mengarah pada konfliik yang tak berkesudahan.

2. Mengecam keras tindakan pengakuan sepihak tersebut. Yerusalem bukanlah ibu kota Israel melainkan Yerusalem adalah ibu kota Palestina yang telah kita akui kedaulatannya. Dalam konteks ini, pada Muktamar NU ke-33 di Jombang, mengeluarkan beberapa keputusan:

Pertama, PBNU mendukung kemerdekaan atas Palestina. Dukungan bagi kemerdekaan rakyat dan negara Palestina tidak bisa ditangguhkan. Oleh karena itu, PBNU mendesak agar PBB segera memberikan dan mengesahkan keanggotaan Negara Palestina menjadi anggota resmi PBB dan memberikan hak yang setara sebagai rakyat dan negara yang merdeka.

Kedua, NU mendesak PBB untuk memberikan sanksi, baik politik maupun ekonomi, kepada Israel dan negara manapun jika tidak bersedia mengakhiri pendudukan terhadap tanah Palestina.

Ketiga, Menyerukan agar negara-negara di Timur Tengah untuk bersatu mendukung kemerdekaan Palestina. 

Keempat, Mendesak agar OKI (Organisasi Kerjasama Islam) untuk secara intensif mengorganisir anggotanya untuk mendukung kemerdekaan Palestina.

3. Mendorong pemerintah Indonesia untuk ikut serta dan proaktif dalam membantu problem yang terjadi di Palestina. Pemerintah Indonesia memiliki peran yang sangat strategis untuk menjadi penengah yang bisa memediasi dinamika politik yang sedang terjadi.

4. Umat muslim dunia menyampaikan keprihatinannya dan mari bersama-sama berdoa dan bermunajat kepada Allah SWT, semoga rakyat di Palestina diberikan kekuatan dan ketabahan, semoga tercipta perdamaian di Palestina. 

5. Menyerukan secara khusus kepada warga NU untuk membaca doa qunut nazilah, memohon pertolongan dan perlindungan pada Allah SWT. Agar Palestina khususnya dan juga dunia dapat tercipta situasi yang damai.

وَاللهُ الْمُوَفِّقُ إِلَى أَقْوَمِ الطَّرِيْقِ

وَالسَّــــــــــــــلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Jakarta, 7 Desember 2017

ttd
Prof. Dr. KH. Said Aqil Siroj, MA.
Ketua Umum

ttd
DR. Ir. H. Helmy Faishal Zaini
Sekretaris Jenderal

Senin, 11 Desember 2017

Klarifikasi PWNU Bali soal Penolakan Ustad Abdul Somad


Denpasar, 
Kedatangan Ustadz Abdul Somad (UAS) ke Bali pada tanggal 8-10 Desember 2017 lalu menimbulkan pro kontra bagi masyarakat Bali. Ramai tersebar di media sosial bahwa salah satu elemen yang melakukan penolakan adalah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Bali. 

Untuk mengklarifikasi keakuratan beberapa media yang memojokan PWNU Bali tersebut,  NU Onlineberhasil  menghubungi  Ketua PWNU Bali, H Abdul Aziz  melalui sambungan telepon, Senin (11/12). 

Ia kemudian menceritakan dari awal bagaimana dirinya sebagai Ketua PWNU mem-back up penuh panitia penyelenggara yang keseluruhan adalah Nahdliyin (warga NU).

Menjelang kedatangan UAS, H Aziz menjelaskan situasi mulai tidak kondusif. Ada beberapa isu bahwa akan ada penghadangan di bandara. Kemudian ia bersama pengurus PWNU yang lain berinisiatif untuk mendampingi panitia menjemput langsung ke bandara.  Bersama UAS dan panitia, Pengurus PWNU terus mendampingi hingga ke Hotel Aston, tempat UAS menginap

“Namun setelah satu jam kami berada di hotel, situasi tidak kondusif, sebab ada konsentrasi massa yang menolak kedatangan UAS,” terang H Aziz.

Karena tidak ingin adanya tindakan kekerasan, sebab menurut  H. Aziz, kelompok masyarakat yang pro kedatangan UAS juga akan bergerak ke hotel Aston, ia kemudian  berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk dapat membantu memediasi dengan pihak yang menolak. Akhirnya mediasi pun terjadi di salah satu ruangan di hotel tersebut.

Dalam mediasi awal mengalami jalan buntu, hingga UAS memutuskan akan meninggalkan Bali. Tentunya keputusan ini akan berdampak pada jamaah pengajian yang sudah ribuan dan berpotensi akan bergejolak. 

H Aziz kemudian meyakinkan kepada UAS bahwa jika dirinya membatalkan pengajian, justru yang terjadi adalah gejolak yang lebih besar. Dengan pertimbangan itu, akhirnya UAS kembali menemui pihak yang menolak dan terjadi saling rangkul menemui titik temu. 

Lalu, ketika ditanya sosok yang mengaku Gus Yadi yang ramai diperbincangkan di medsos, H Aziz sama sekali tidak mengenalnya. 

“Yadi itu siapa, dia bukan pengurus NU maupun banom NU. Dia juga bukan warga Nahdliyin, saat berdebat dengan saya pada saat mediasi, dia menggunakan baju PGN (Patriot Garuda Nusantara,)” tegasnya.

Jadi, menurut H. Aziz kalau ada media yang mengatakan PWNU Bali menolak bahkan memprovokasi untuk melakukan penolakan kedatangan UAS di Bali, merupakan pemberitaan yang sesat.

“Bahkan saya bersama pengurus NU yang lain selalu mendampingi UAS selama di Bali, jadi mohon diluruskan kepada masyarakat,” tutupnya. (NU Online)

Selasa, 24 Oktober 2017

Rakercab 2017 dan Dialog kebangsaan PC GP Ansor Banyuwangi

 BANYUWANGI – Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor (PC GP Ansor) Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur telah mengadakan Rakercab 2017 dan Dialog kebangsaan dengan tema “ Menoreh mimpi untuk indonesia damai.

Acara yang diselenggarakan di New Surya Hotel jajag Gambiran 22 oktober 2007 berlangsung mulai pagi hingga sore hari.

Acara dialog  ini bertujuan untuk mengingatkan kembali anggota GP Ansor khususnya dan  pemuda Indonesia umumnya untuk tidak mudah terprovokasi. Hal ini perlu dilakukan dalam upaya menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

H.Sukron Makmun Hidayat S.Hum
"Kita tidak boleh terprovokasi oleh pihak pihak yang ingin mencederai Indonesia, karena bagi Ansor, NKRI adalah harga mati," ungkap Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (PC GP) Ansor Banyuwangi, H.Sukron Makmun Hidayat S.Hum saat ditemui di sela Rapat Kerja (Raker) PC GP Ansor . 

Sukron juga menjelaskan selain membahas rencana program kerja, raker ini juga dalam rangka menyamakan pandangan dan presepsi seluruh pengurus agar bisa melaksanakan program kerja kedepan yang lebih baik. 

"Kalau pandangan dan presepsi kita sama yang jelas program kerja juga terlaksana dengan baik," ucapnya.

Selain dihadiri oleh seluruh jajaran pengurus GP Ansor Banyuwangi, turut hadir pula Wakil Ketua Pimpinan Wilaya (PW) GP Ansor Jatim Gus Abid Umar, Wakil Ketua Bidang Organisasi PW GP Ansor Jatim Khoirul Huda, Wakil Sekretaris Muhadi Sinambela.


Sebelum dilaksanakan acara raker tahunan ini, acara ini di awali dengan Dialog Kebangsaan dengan narasumber Kepala Bakesbangpol Wiyono dan Akademisi Banyuwangi Samsudin Adlawi. (Gusno)

Senin, 23 Oktober 2017

GP Ansor Banyuwangi Kompak Dukung Pasangan Gus Ipul dan Anas


BANYUWANGI – Gerakan Pemuda (GP) Ansor Banyuwangi secara kompak menyatakan dukungannya kepada pasangan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Abdullah Azwar Anas dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jatim 2018 mendatang.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor Banyuwangi, Sukron Makmun Hidayat, di sela Raker GP Ansor Banyuwangi, di Aula salah satu Hotel di Kecamatan Gambiran. 

Menurut Sukron, alasan Ansor memberi dukungan kepada pasangan tersebut yaitu karena Gus Ipul adalah orang Ansor
"Kita kan Ansor, jadi jelas yang harus kita dukung adalah orang Ansor," ungkapnya. 
Menurut Sukron, selain hal itu kinerja adalah yang menjadi salah satu faktor mengapa Ansor memilih keduanya. 

"Sudah tidak diragukan lagi kalau keduanya memiliki kualitas dan prestasi luar biasa, jadi kita sepakat mendukung pasangan tersebut," ucapnya. (TIMESBANYUWANGI)

Minggu, 13 Agustus 2017

Majelis Zikir dan Rijalul Ansor dusun Jenisari dengan kemasan sederhana Namun Sarat Makna

Majelis zikir dan Rijalul Ansor PAC Genteng kembali digelar dengan bekerja sama dengan segenap pengurus Ranting Ansor Desa Genteng Kulon.

Namun ada sisi lain pada Acara rutin bulanan PAC Genteng ini  .acara di gelar dengan konsep sederhana dengan menempati aula TPQ Robithotul islam 2 dusun jenisari desa genteng kulon .

Undangan hanya di tujukan kepada anggota Ansor , masyarakat sekitar lokasi serta perwakilan perangkat desa.

Walaupun demikian ,ternyata panitia penyelenggara mengemas acara tersebut secara profesional sehingga patut mendapat apresiasi yang luar biasa dari hadirin.

Acara  dimulai pukul 19.00 wib dengan iringan duet hadrah dari grup hadrahPac dan grup hadrah dusun jenisari, pembukaan acara dan sambutan singkat dari ketua PAC Genteng (Sahabat Abd.Kadir,M.Pd.i )  dan perwakilan perangkat desa  ( Bpk Arif Fatwa).

Acara inti diisi istighosah , dzikir  tausiyah  dan Doa oleh  Kyai Mukhtar Abdillah  ,dalam tausiyah nya Kyai Mukhtar Abdillah  menyampaikan materi Aswaja tenteng 4 kriteria orang-orang yang beruntung.


Penyampaian materi yang terkemas secara terinci dan memberikan contoh kehidupan langsung  Nabi muhammad SAW dan dari para Sahabat Rosululloh SAW membuat materi menjadi sarat makna ,sehingga anggota diharap bisa mengambil ibroh dari kehidupannya.

Jumat, 23 Juni 2017

Buka bersama dan sholat trawih berjamaah, bersama H.Sukron Makmun HIdayat.S.Hum

AnsorGenteng Online-Seluruh pengurus  PC GP Ansor Banyuwangi  dan pengurus inti PAC GP Ansor se Banyuwangi sore hari ini buka bersama  di rumah pribadi H.Sukron Makmun HIdayat. S.Hum (Ketua PC GP Ansor Banyuwangi  )  yang  berdomisili di genteng wetan.kegiatan ini atas inisiatip pribadi ketua PC Ansor Banyuwangi selaku tuan rumah dengan tujuan konsolidasi dan silaturahmi bersama sebelum lebaran tiba ,Jumat 23 /6/2017.

Selain konsolidasi dan silaturahmi pada acara ini H.Sukron Makmun HIdayat. S.Hum  juga berbagi bingkisan tali asih kepada seluruh pengurus dan warga sekitar yang hadir .

Kegiatan ini diawali menampilkan team hadroh sholawat kader ansor setempat,dilanjutkan sambutan H.Sukron Makmun HIdayat.S.Hum  .

Dalam sambutannya H.Sukron Makmun HIdayat.S.Hum berpesan kepada seluruh jajarannya : pengkaderan dan pembinaan di ansor hendaknya terus di dorong agar gerakan yang dilakukan Ansor kedepannya lebih baik.Ansor adalah sahabat dengan semuanya ,jadi kader ansor janganlah mudah terprovokasi.

“Acara seperti ini sudah dilakukan setiap taun selama kepemimpinannya dan saat ini sudah  memasuki tahun ke 3 “,sambung H.Sukron Makmun HIdayat.S.Hum.

Sesi  taujih di isi oleh Ketua Lembaga Dakwah NU Banyuwangi  ustadz Zulkarnain.
Dalam ceramahnya ustadz Zulkarnain mengingatkan kembali tentang pentingnya kita membakar 7 macam nafsu yang berada pada diri kita ,karna bulan Rahamadan pada hakekatnya adalanbulan pembakaran Nafsu.

“ Nafsu hendaknya jangan sampai lebih dominan dari akal,agar tingkah laku kita terpuji”.demikian kutipan Singkat AnsorGenteng Online dari isi ceramah ustadz Zulkarnain.


Acara di akhiri dengan Doa dilanjut kan buka bersama,sholat magrib dan isyak berjamaah serta sholat tarawih.Gusno


foto selengkapnya kegiatan ini klik ; http://ansorgenteng.blogspot.co.id/…/kumpulan-foto-buka-ber…

Kamis, 22 Juni 2017

LAZIZNU Banyuwangi memberikan santunan anak yatim, dhuafa dan pengusaha kecil

AnsorGenteng Online-Bertempat dikantor  MWCNU kec Genteng, LAZIZNU Banyuwangi mengadakan sosialisai  kepada pengurus MWCNU beserta Banom NU tingkat kecamatan(Rabu,21/6/2017).

Acara yang di pandu Sdr Irfan (pengurus LAZIZNU Banyuwangi )bertujuan untuk mengenalkan program kerja LAZIZNU sekaligus penyerahan SK pengesahan LAZIZNU di tingkat Ranting (tingkat desa di wilayah Genteng).

Hadir di acara ini K.H.Shodik ( Tanfidziyah MWCNU Genteng) beserta  jajarannya,Kyai Imron, Sahabat Abd.Kadir,M.Pd.i ( Ketua PAC Ansor Genteng) .

Sdr irfan memaparkan :” LAZIZNU merupakan lembaga  satu pengelolaan Zakat, Infaq dan Shadaqah (ZIS) yang dibentuk NU yang kewenangnnya sudah di akui oleh KEMENAG”.

“Saat ini LAZIZNU sudah membentuk kepengurusan dari tingkat Nasional sampai tingkat Ranting ,dan dengan sosialisasi ini diharapkan LAZIZNU Banyuwangi bisa bekerja sama dan saling membantu dalam pengelolaan ZIZ dengan MWCNU genteng dan Banom nya”.


Acara sosialisasi LAZIZNU Banyuwangi yang di kemas dengan acara buka bersama ini juga memberikan  santunan kepada Anak yatim , dhuafa dan pemberian modal usaha kecil kepada salah satu pedagang cilog kader NU di wilayah Genteng.(Gusno)

Selasa, 20 Juni 2017

Mengapa Kita Harus Biasakan Panggil Gus untuk Kiai Muda ?

Salah satu penulis buku, Khazanah Aswaja, Ustad Yusuf Suharto cerita pengalamannya bersama KH Soleh Qosim Sidoarjo. Pengurus LTM NU Pusat sekaligus Aswaja Center Jatim.

 ’’Saat mengenalkan kami para pengurus Aswaja Center yang muda-muda, Kiai Soleh Qosim selalu menyebut kami dengan panggilan kiai,” ujar Ust Yusuf pengurus Aswaja Center Jatim ini.

Alumni Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar Jombang ini pun penasaran dengan hal itu.’’Saya lalu bertanya. Kami ini kan masih muda-muda, kok sudah dipanggil kiai," ujarnya bertanya.

Kiai Soleh Qosim kemudian menjawab enteng. “ Minhum (golongan diluar NU) itu hapal sedikit ayat dan hadist sudah dipanggil ustadz. Di kita itu antrenya jadi kiai kelamaan. Bahkan antrean disebut gus (panggilan kiai muda) untuk dipanggil kiai saja sangat panjang. Sampai-sampai ada gus yang walaupun sudah tua tetap tidak dipanggil kiai,” paparnya. 

Pertimbangan tersebut sangat masuk akal. Makanya Ustad Abbas Lc,  yang juga pengurus Rijalul Ansor Jombang ketika memandu sesi berikutnya langsung memperkenalkan Ketua Rijalul Ansor Kabupaten Jombang Gus Latif Malik Lc, sebagai Kiai Latif.   Juga terhadap Ketua Rijalul Ansor Pusat, Gus Aam, diperkenalkan sebagai Kiai Sholahul Am Notobuwono.

Alasan lain memanggil gus terhadap kiai muda juga sudah sering kita dengar dikalangan Ansor. Seperti yang disampaikan Toni Syaifuddin, Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Kesamben yang juga salah satu pengurus PC GP Ansor Jombang. Saat memanggil pengurus yang lain, beliau selalu mengawali dengan panggilan Gus. 
“Gus itu adanya hanya di NU. Kalau bukan kita yang mengakrabkan panggilan itu, lalu siapa lagi?,” ujarnya saat ditanya alas an memanggil Gus pada pengurus Ansor. 

"Jadi memanggil Gus untuk kiai muda itu merupakan salah satu cara syiar ke-NU-an,” jelasnya enteng

sumber: NU Online

Minggu, 18 Juni 2017

2300 peserta " Mudik bareng NU " hari ini diberangkatkan

Jakarta,
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melalui Lembaga Takmir Masjid (LTM) memberangkatkan peserta Mudik Bareng PBNU pada Ahad (18/6) di halaman Gedung PBNU Kramat Raya Jakarta Pusat.

Ketua PBNU, KH Abdul Manan Abdul Ghani mengungkapkan momentum mudik sebagai bagian mengingat tanah kelahiran yang berarti tanda kecintaan kepada tanah air.

“Mudik ini kebutuhan fitrah, bahwa kita ingin kembali ke kampung halaman. Kampung halaman itu penting, tanah kita dilahirkan, tempat yang harus kita hormati. Bagian dari iman adalah cinta kepada tanah air,” papar Kiai Manan.

Ia menambahkan tidak bisa dipungkiri air mata kita akan menetes saat ingat akan tanah kelahiran dan tanah air.  Ia juga menegaskan, membantu perjalanan atau menyediakan biaya mudik, merupakan amal yang baik.

Sementara Ketua LTM KH Mansur Syaerozy mengungkapkan Mudik Bareng 2017 merupakan penyelenggaraan mudik ketujuh kali yang diadakan PBNU. Ia sedikit mengulas Mudik Bareng PBNU diawali tahun 2001 dengan 15 kendaraan bus.

“Alhadmulillah setiap tahun jumlah pemudik yang dapat diberangkatkan PBNU selalu bertambah. Tahun lalu ada 1800 pemudik. Dan tahun ini meningkat menjadi 2300 pemudik,” kata Kiai Mansur.

Selain jumlah pemudik yang meningkat pesat pada tahun ini, juga ada penambahan rute yang baru pertama kali disediakan, yakni tujuan Lampung.

Menurutnya Mudik Bareng NU selalu diminati. Ada beberapa kelompok yang antusias mengikuti kegiatan tersebut. Yaitu para mahasiswa atau mahasiswi yang kuliah di Jakarta, anak-anak muda yang baru bekerja, dan para pensiunan. 

“Mereka adalah orang-orang yang cinta kepada NU,” kata Kiai Mansur. 

Pelepasan Mudik Bareng PBNU ditandai dengan pengibaran bendera oleh Ketua PBNU KH Masudi Syuhud, Ketua PBNU KH Abdul Manan Abdul Ghani, Direktur Kelembagaan Bank Mandiri Kartini Shely, dan Direktur 2 Pegadaian Dijono.

Pada kesempatan tersebut juga diserahkan dokumen data peserta Mudik Bareng PBNU 2017 dari Ketua PBNU KH Abdul Manan Abdul Ghani kepada Direktur Kelembagaan Bank Mandiri Kartini Shely.  NU Online 

Jumat, 16 Juni 2017

Panglima TNI: Umat Islam Jangan Terpecah Belah

Tegal, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo meminta umat Islam di Indonesia jangan sampai terpecah belah dan berperang sendiri.

Hal itu ditegaskan Gatot  saat Safari Ramadhan dan buka bersama di Lapangan Markas Brigade Infanteri (Brigif)/4 Dewa Ratna di Slawi, Kabupaten Tegal, Rabu (14/6).
 
Gatot menilai, saat ini ada indikasi benih-benih perpecahan mulai muncul seiring dengan sikap saling menjelek-jelekkan dan menyalahkan satu sama lain.

"Benih-benih ini sudah mulai ada. Mari kita ingatkan teman-teman kita yang suka mencaci dan menjelekkan orang. Jika kita biarkan ini, negara kita bisa porak poranda," ujar Jenderal bintang empat ini.

Orang nomor satu di jajaran TNI itu menyebutkan, setiap muslim harus rendah hati. Sifat sombong hanya milik Allah. Dalam konteks kekinian, banyak orang yang cenderung mengklaim bahwa diri dan kelompoknya adalah benar sementara yang lain salah.

Menurutnya, jika umat Islam tidak berpedoman pada nilai-nilai ini (rendah hati dan tidak menyalahkan orang lain-red), maka perang saudara tidak terelakkan. Perang saudara dan hilangnya sikap cinta tanah air inilah yang menjadi salah satu sebab negara-negara Muslim di kawasan Timur Tengah berkecamuk hingga sekarang.

Meski demikian, Jenderal kelahiran Tegal itu menyebut, Jawa Tengah merupakan daerah yang adem ayem. Di saat beberapa daerah lain sedikit bergejolak, Jawa Tengah telah menunjukkan diri bahwa masyarakatnya hidup guyup dan rukun.

Menurut dia, hal itu tak lepas dari peran ulama yang bersinergi dengan TNI-Polri, serta semua lapisan masyarakat.

Lebih lanjut, Gatot merencanakan gerakan doa bersama seluruh elemen masyarakat yang akan digelar bertepatan dengan Hari Kemerdekaan RI pada 17 Agustus mendatang. Kegiatan itu dikhususkan pada khataman Al-Qur’an yang digelar di seluruh markas atau kantor satuan jajaran TNI dari Sabang sampai Merauke.

Adapun buka bersama diikuti oleh ribuan santri dari berbagai daerah. Selain itu, juga digelar santunan kepada 1.423 anak yatim. 

Kegiatan tersebut juga diikuti Pangdam IV/Diponegoro, Mayjen Tatang Sulaiman, Kapolda Irjen Condro Kirono, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Ulama Kharismatik asal Pekalongan Maulana Habib Luthfi bin Yahya, Habib Tohir Alkaf, Bupati Tegal Enthus Susmono dan tokoh-tokoh lainnya.NU Online

Kamis, 15 Juni 2017

Hidupkan Tradisi Lama Melalui Festival Patrol

Bupati Anas sedang mengajari dua anak wisatawan asing
yang ikut menyaksikan pembukaan Festival Patrol bermain musik patrol di atas panggung.
BANYUWANGI – Untuk melestarikan tradisi musik patrol, Pemkab Banyuwangi menggelar Festival Patrol. Pembukaan Festival Patrol itu dilakukan Bupati Abdullah Azwar di halaman Stadion Diponegoro kemarin malam (13/6).
Pembukaan festival patrol berlangsung lancar dan semarak. Walau pun udara malam cukup dingin, warga tetap antusias membanjiri lokasi tersebut. Tampak pula di tengah undangan Bupati Pakpak Bharat, Remigo Yolando Berutu beserta istri, Ketua DPRD Pakpak Bharat dan beberapa anggotanya, serta para kepala SKPD.
Selain itu juga terlihat beberapa wisatawan asing yang tampak begitu menikmati pertunjukan tersebut bersama anggota keluarganya. Pembukaan ini ditandai dengan pemukulan alat musik terothok Bupati Azwar Anas, Bupati Pakpak Bharat, Wakil Bupati Yusuf Widyatmoko, dan para wisatawan asing yang hadir.
Setelah pembukaan, dilanjutkan dengan penampilan patrol anggota Polres Banyuwangi sebagai pembuka. Berlanjut dengan penampilan grup patrol Kampung Kawitan Temenggungan Banyuwangi yang membawakan jazz patrol dengan irama unik yang tak kalah memikat.
Bupati Anas mengatakan festival patrol sengaja digelar untuk menghidupkan kembali tradisi lama yang saat ini sudah mulai tergeser. Patrol adalah tradisi unik karena hanya bisa dijumpai saat bulan Ramadhan.
“Patrol adalah tradisi kebersamaan yang harus kita lestarikan. Tradisi ini tidak hanya membangunkan orang untuk makan sahur, tapi juga menjaga keamanan lingkungan. Melalui festival semacam ini, kita coba membangkitkan kembali tradisi lama yang sudah mulai ditinggalkan masyarakat,” kata Anas.
Festival patrol ini, juga melibatkan para budayawan sebagai kurator. Di samping juga melibatkan seniman-seniman muda yang pandai menge mas patrol menjadi sesuatu yang berbeda. “Contohnya jazz patrol dari Kawitan yang memang digagas anak-anak muda di Kampung Temenggungan. Mereka pun terbiasa melibatkan musisi dari berbagai negara saat menyelenggarakan pertunjukan musik di kampungnya,” ujar Anas.
Digelar selama dua hari, di hari pertama event ini diikuti 25 grup. Mereka perform sambil berjalan keliling kampung. Namun sebelumnya, masing-masing grup tersebut diberi kesempatan unjuk kebolehan bermusik dan bernyanyi di atas panggung.
Festival patrol diikuti 25 grup patrol yang dihimpun dari seluruh kecamatan yang ada di Banyuwangi. Masing-masing grup, terdiri dari 15 orang yang memiliki keahlian berbeda-beda. Ada yang pegang seruling, therotok, gong, tempal, kentongan atau pethit.
Selain alat musik, festival ini juga disertai vokalis yang mengiringi musik patrol dengan sejumlah lagu-lagu bernafaskan islami. Seperti muruk ngaji, tombo ati, dan muji syukur. Selama dua malam, para peserta berkeliling ke kampung-kampung.
Kemarin malam (Selasa, 13/6), grup penampil dari Kecamatan Glagah, Rogojampi, Pesanggaran, Tegaldlimo, Purwoharjo, Cluring, Giri, Singojuruh, Wongsorejo, Blimbingsari, Genteng, Gambiran dan Songgon.
Mereka start dari depan Stadion Diponegoro-finish depan RTH Taman Makam Pahlawan dengan melewati sejumlah kampung di jalan Jagung Suprapto, jalan Kapuas, Jalan Musi, jalan Bengawan, Jalan Serayu, jalan Datuk Malik lbrahim, Jalan dr Soetomo, Jalan Pierre Tendean, Jalan Haryono, Jalan Ngurah Rai, jalan A.Yani dan berakhir di depan kantor Pemkab Banyuwangi.
Sedangkan malam kedua tadi malam (Rabu, 14/6), giliran 12 kontingen dari Kecamatan Tegaisari, Srono, Kalibaru, Sempu, Kalipuro, Banyuwangi, Bangorejo, Muncar, Slliragung, Kabat, Licin dan Glenmore.
Mereka akan mengambil start dari tempat yang sama di depan Stadion Diponegoro-finish Pendopo Shaba Swagata Blambangan melewati jalan kampung. Rutenya, jalan Kapuas, jalan Musi, jalan Bengawan, jalan Kali Lo, jalan MH Thamrin, jalan Jembatan KH Abu Amar, jalan Bromo, jalan Nias, jalan Sidopekso, selanjutnya menuju Sritanjung, depan Pendopo kabupaten.
Kreteria penilaian yang ditentukan panitia Festival patroi yaitu, saat start sampai finis sajian teknik penabuh patroi (kreasi kelompok instrumen), teknik atraksi penampilan dan harmonisasi antara irama musik, atraksi dan gending yang dibawakan. Dalam perjalanan yang dinilai yaitu kekompakan, semangat dan ketertiban. (radar)

Rabu, 14 Juni 2017

Tolak full day school, ini alasan PBNU

JAKARTA. Rencana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menerapkan kebijakan kegiatan belajar mengajar lima hari dengan menerapkan full day school (FDS) menuai berbagai kritikan dan penolakan. Salah satu yang melakukan penolakan atas aturan ini yakni Persatuan Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
PBNU menilai, ada banyak kerugian ketimbang manfaat dari kebijakan ini. Helmy Faishal Zaini, Sekertaris Jenderal (Sekjen) PBNU bilang, pihaknya melihat sembilan potensi kerugian yang dipastikan terjadi jika penerapan proses full day school ini dipaksakan.
Pertama, beban belajar yang akan makin memberatkan siswa. Jika kegiatan belajar mengajar ditambah sampai jam 16.00, maka keterserapan pendidikan pada anak usia dini tidak akan maksimal.
Kedua, terkait aspek mental spiritual, keberadaan lembaga pendidikan pesantren dan Madrasah diniyah ini telah banyak memberikan kontribusi pada pembentukan kepribadian dan watak mental spiritual anak. Di banyak tempat Madrasah diniyah biasanya dilaksanakan sore hari. Jika sekolah diberlakukan sampai sore hari, maka praktis mereka tak bisa mengikutinya.
Ketiga, terkait aspek akademik. Aturan belajar mengajar lima hari tentu harus diikuti oleh pembenahan kurikulum sekolah. Sementara mengubah kurikulum lama yang sudah secara sistematik diterapkan di sekolah tentu bukan hal yang mudah.
Keempat, terkait aspek kompetensi non akademik. Konsep lima hari sekolah, akan memutus kreatifitas anak dalam penguatan ilmu non akademik.
Kelima, terkait hak atas dunia sosial anak. Penambahan jam belajar mengajar selain mengambil jam belajar di luar sekolah, pada saat yang sama juga merampas jam bermain anak.
Keenam, terkait aspek ekonomi. Penambahan jam belajar sekolah praktiknya juga berhubungan dengan penambahan uang saku anak di sekolah. Dan ini tentu saja menambah beban finansial orang tua.
Ketujuh, terkait aspek keamananan mengenai waktu dan jarak pulang siswa.Dari sisi keamanan akan sangat rawan kalau anak setiap hari harus pulang sekolah kelewat petang.  
Kedelapan, dari aspek sarana prasarana penunjang. Seperti diketahui untuk sekolah di daerah-daerah tertentu masih sulit terakses sarana transportasi umum. Ini menjadi masalah lanjutan kalau jam pulang sekolah berubah. Masalah lain terkait keterbatasan ruang kelas juga.
Kesembilan, aspek ketahanan keluarga. Siswa yang berasal dari keluarga tak mampu, biasanya usai pulang sekolah selalu membantu orangtua. Jika anak-anak ini harus bersekolah hingga sore hari maka dua hal sekaligus membebani orang tua. Pertama, bertambahnya kebutuhan uang saku sekolah, kedua berkurangnya penghasilan lantaran berkurangnya tenaga dalam mencari nafkah.
Helmy menyatakan, PBNU meminta pemerintah untuk mengkaji ulang dan membatalkan aturan yang rencananya akan diterapkan pada Juli 2017. Dia bilang, PBNU siap untuk duduk bersama memberikan masukan dan menemukan solusi terbaik bagi kebijakan kontroversial ini.
"Ketegasan dan kearifan sikap pemerintah penting dan harus segera ditunjukkan untuk menghentikan kegaduhan dan menjaga kondusifitas penyelenggaraan pendidikan nasional kita," ujar Helmy, Rabu (14/6).Kontan

Selasa, 13 Juni 2017

PBNU Minta Mendikbud Kaji Ulang Kebijakan "full day school"

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj
JAKARTA, - Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy tidak terburu-buru dalam menelurkan kebijakan.

Kebijakan yang tanpa kajian mendalam, kata dia, bisa menimbulkan polemik di masyarakat.

Said Aqil menyatakan hal itu merespons pemikiran Muhadjir yang akan memperpanjang jam siswa di sekolah. Muhadjir menyebutnya dengan kokulikuler.

PBNU, kata Said Aqil, tidak setuju dengan wacana perpanjangan jam belajar siswa di sekolah selama tidak ada pengkajian secara menyeluruh dan matang.
Sementara Muhadjir mengumumkan wacana tersebut kurang dari dua pekan sejak dia dilantik .

" kebijakan itu perlu ditinjau ulang dengan sikap yang arif agar tidak merugikan masyarakat," ujar Said Aqil di Jakarta, Sabtu (13/8/2016).

Dia menilai wacana, apalagi jika sampai menjadi kebijakan, merugikan madrasah diniyah di pelosok perdesaan yang jadwal kegiatan belajar dan mengajarnya pada siang hingga sore hari.

Menurut Said Aqil , pondok pesantren sudah lama menerapkan konsep pendidikan ala wacana perpanjangan jam belajar siswa di sekolah itu. Pondok pesantren memberi asrama bagi para siswanya alias para santri.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, wacana sekolah sehari penuh atau yang disebutnya sebagai kokurikuler tetap berjalan meskipun mendapat penolakan.
Gagasan kokurikuler itu sebelumnya dikenal publik dengan sebutan "full day school".

"Full day (sehari penuh) jalan. Teknisnya belum, tetapi insya Allah jalan," kata Mendikbud seusai berkunjung ke Salah satu  SMK di Imogiri Bantul, DIY, Rabu (10/8/2016).

"Itu berkaitan dengan pendidikan karakter tingkat SD dan SMP," kata dia.
Menurut dia, penerapan sekolah sehari penuh akan terus dikaji dan disiapkan teknis pelaksanaannya. Penerapan itu mempertimbangkan pendidikan karakter meskipun di lingkungan keluarga juga ada pendidikan karakter.


Sumber :KOMPAS

Senin, 12 Juni 2017

Peringatan Nuzulul Qur’an PCNU Banyuwangi diawali dengan Bacaan Tahlil

Ketua Tanfidziah PCNU Banyuwangi kyai Masykur Ali 

Genteng,  -Pembukaan acara peringatan Nuzulul Qur’an PCNU Banyuwangi di buka dengan tahlil bersama (11/06/2017).  Acara tersebut di ikuti oleh Rois Syuriah PC NU Banyuwangi KH. Hisyam Syafaat, Tanfidziyah PC NU Banyuwangi KH. Masykur Ali, Forpimda Kabupaten Banyuwangi, Kemenag Banyuwangi, Kapolres Banyuwangi, MWC NU se-Banyuwangi beserta Banom-banomnya juga Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

Tepat pukul 15.40 acara dimulai, dipimpin langsung oleh KH. Imam dari Singonjuruh. Diikuti oleh para jama’ah yang mulai memadati halaman SMK Ibnu Sina Genteng.  
Sambutan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat membuka acara peringatan Nuzulul Qur'än PCNU Banyuwangi

Acara berlangsung khidmat, sampai pembacaan tahlil usai. Setelah itu dilanjutkan dengan menyanyikan lagu subhanul wathon,
Dalam sambutanya Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas :“Doa yang sering kita panjatkan sendiri maupun berjamaah, Rabbanaa atinaa fiddun ya hasanah merupakan kebaikan yang ada di dunia. Kebaikan apapun itu yang kita lakukan seyogyanya juga ada usahanya.”

Demi mewujudkan doa tersebut (kebaikan dunia) menurut Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, salah satunya dengan mengatur pola makan.
“Kalau badan kita tidak sehat, kita harus menjaga dan mengatur pola makan yang kita terapkan sehari-hari”
 “Sebagaimana Rasulullah, dengan kita berpuasa, kesehatan kita akan terjaga dan pola makan kita akan teratur,”
“Bila kita uji coba menggunakan hewan tikus, kita bisa lihat bahwa tikus yang dikasih makan terus menerus dan tikus yang dikasih makan jarang dengan rentan waktu tertentu. Pasti yang berumur panjang adalah tikus yang dikasih makan jarang tersebut,” . tutur Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas  di hadapan ratusan warga Nahdliyin se-Banyuwangi


Sementara itu Ketua Tanfidziah PCNU Banyuwangi kyai Masykur Ali :kembali menegaskan bahwa komitmen NU dalam mengawal pancasila dan NKRI sudah sangat jelas.

 Menurut Kyai Masykur Ali sejarah telah telah membuktikan bahwa Perjalanan bangsa ini tidak terlepas dari peran ulama NU. “Mulai dari perjuangan kemerdekaan, perumusan dasar negara sampai perjuangn mempertahankan kemerdekaan, para kyai kita selalu hadir di depan”.

Komitmen dan ideologi perjuangan menegakkan NKRI sudah tidak diragukan lagi, mulai dari perjuangan Walisongo, Pangeran Diponegoro,KH. Moh. Hasan Bisri, Raden Ajeng Kartini, sampai hari ini para tokoh-tokoh NU tetap berada di garda depan mengawal NKRI.
“Sebelum pemerintah menetapkan Juni sebagi pekan Pancasila,  1160 kader PKP NU yang tersebar di seluruh pelosok Banyuwangi, terus berkomitmen NKRI harga mati, Pancasila Jaya”. Tambah Kyai Masykur
Selain itu ketua PCNU juga menyerukan agar tidak ragu untuk berjuang di Nahdlatul Ulama. “Sanad perjuangan NU itu jelas, dengan kita mondok di pondok pesantren salafiyah, para kiai sanadnya juga lurus sampai ke Rasulullah, begitu juga yang belajar di Blokagung atau dimanapun itu, yang pesantrenya berhaluan ahlusunnah waljamaáh An Nahdliyah, pasti gurunya satu dan akan ketemu sanadnya sampi ke Rosululloh”. Pungkasnya.
Kemudian sambutan diakhiri dengan pekikan Khas “Siapa kita? NU, NKRI ! Harga Mati, Pancasila Jaya! yang di ikuti oleh seluruh warga Nahdliyin yang memadati halaman SMK Ibnu Sina. 

Sumber : Nuob
Editor   : Gusno


 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons | Re-Design by AnsorGenteng Online