ansorgenteng.blogspot.co.id

ansorgenteng.blogspot.co.id

Jumat, 31 Maret 2017

RMI NU Banyuwangi Gelar Musabaqah Santri Terbesar Se Indonesia

Ketua RMI, KH Ahmad Munib Syafa’at
BANYUWANGI,  - Pondok Pesantren (PP) Mambaul Huda Krasak, Kecamatan Tegalsari, menjadi tempat Musabaqah (perlombaan) antar santri pondok pesantren yang diselenggarakan oleh Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) NU Banyuwangi.
Kegiatan yang yang gadang-gadang terbesar se-Indonesia ini, diawali dengan kirab ribuan santri, Kamis (30/3).
Ketua RMI Banyuwangi KH Ahmad Munib Syafa’at mengatakan, kegiatan Musabaqah ini melibatkan sebanyak 3500 santri yang berasal dari 110 pesantren. Semua kontingen dari masing-masing pesantren yang mengikuti lomba, kata Munib, diwajibkan untuk ikut kirab ini.
"Event dua tahunan ini diselenggarakan selama tiga hari. Dibuka pada Kamis (30/3) dan diakhiri pada Sabtu (1/4), selama tiga hari para santri akan melaksanakan serangkaian perlombaan," ungkapnya kepada suarajatimpost.com.
Lomba yang dimaksud, lanjut Ahmad Munib, mulai dari lomba membaca kitab, qiroah, muhafadzah (hafalan), kaligrafi, banjari, cerdas cermat, olahraga dan berbagai jenis lomba lainnya.
"Setiap pesantren mengirimkan jumlah kontingen santri sesuai dengan jumlah cabang perlombaan yang diikuti," jelasnya.
Gus Munib, sapaan akrabnya, menerangkan, musabaqah ini tidak sekedar untuk mencari bibit unggul di kalangan santri saja, namun juga untuk mempererat tali silaturahmi antar santri berbagai pesantren di Indonesia.
“Semoga acara ini berjalan lancar dan sesuai dengan harapan kita semua," tandasnya.


Sementara itu, salah satu Panitia Kegiatan Musabaqoh, Gus Muhlas menyampaikan bahwa Pra-Pembukaan Kegiatan akan dilakukan mulai  Kamis, 30 Maret 2017 Pukul 14.00 dengan acara Kirab Santri. Malamnya, Pembukaan akan diawali dengan penampilan Hadrah Kolosal dengan 100 Penerbang, Gambus, serta Tari Jafin dari Pesantren di Banyuwangi.
Rencananya, Bupati Banyuwangi, Drs. H. Abdullah Azwar Anas akan membuka secara langsung acara tahunan ini. Berbagai persiapan akomodasi, panggung, dan penginapan peserta terlihat sudah disiapkan di Pesantren yang didirikan oleh Almaghfurlah KH. Abdul Madjid ini.(suarajatimpost/nuob)

Kamis, 30 Maret 2017

Bupati Anas Gandeng Bank Ajak Warga Banyuwangi Kembangkan Homestay

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas
BANYUWANGI - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menggandeng PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) untuk pengembangan homestay atau rumah singgah yang dimiliki warganya. Dengan kemitraan ini, warga yang ingin mengembangkan homestay bisa mendapat pembiayaan dari BTN.

"Ini cara kami untuk memanfaatkan booming pariwisata agar berdampak ke warga, ya kuncinya masyarakat dilibatkan jadi pelaku ekonomi. Simpel saja, warga sudah ada rumah, lalu direnovasi dengan konsep homestay, diperbaiki toiletnya dan sebagainya. Nah renovasinya itu dibiayai BTN," ujar Anas dalam pernyataan tertulis yang dikirimkan ke SINDOnews, Kamis (30/3/2017).

Demikian pula warga yang sudah berbisnis homestay, renovasi agar semakin baik bisa dibiayai BTN dengan kerja sama tersebut. Dalam tahap awal, saat ini sudah ada belasan warga pemilik homestay melakukan penandatanganan pembiayaan kemitraan dengan Bank BTN. 

"Alhamdulillah sudah tanda tangan realisasi pembiayaan dari BTN ke warga yang sudah disetujui," ujar Anas yang berhasil membawa Banyuwangi menyabet penghargaan Badan Pariwisata Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO) tersebut.

Anas mengatakan pihaknya terus mendorong pengembangan pariwisata yang berbasis masyarakat. Pariwisata menjadi payung untuk pembangunan Banyuwangi, karena salah satu tujuannya agar dampak pembangunan bisa dinikmati lebih banyak warganya. "Image pariwisata Banyuwangi akan menjadi wisata yang ramah, yang hangat," kata Anas.

Sementara itu, Kepala Bank BTN Cabang Banyuwangi Rachman Suhendri mengatakan, program ini sebagai bentuk kontribusi BTN terhadap pariwisata di Banyuwangi. Program pembiayaan ini merupakan program kemitraan khusus untuk pengembangan homestay warga Banyuwangi. Plafon pembiayaan BTN Rp30-75 juta dengan jangka waktu pinjaman 5 tahun.

“Kami ingin ikut berperan dalam kemajuan pariwisata di Banyuwangi. Salah satunya lewat pembiayaan bagi pengembangan homestay ini. Kami menjadikan salah satu desa yang sudah sangat kental budaya, yaitu Desa Kemiren, sebagai pilot Project program kemitraan dengan Pemkab Banyuwangi. Setelah ini kita perluas ke kecamatan lain yang berdekatan dengan destinasi wisata,” kata Rachman.

Salah seorang warga penerima pembiayaan tersebut adalah Asnan yang mendapatkan pembiayaan sebesar Rp30 juta. Dana tersebut akan digunakan Asnan untuk merenovasi kamar-kamar homestay yang dimiliknya serta membangun toilet yang baru bagi wisatawan.

“Fasilitas di kamar juga akan dilengkapi seperti membeli kasur yang lebih bagus. Mudah-mudahan wisatawan tambah betah di homestay saya,” ujarnya.

Asnan sendiri mengaku sudah menjalankan usaha homestaynya selama 5 tahun. Dia menerima kunjungan wisatwan yang menginap mulai dari pelajar sampai kunjungan kerja Kepala Desa dari Nabire, Provinsi Papua. “Saya senang karena Banyuwangi semakin banyak dikunjungi wisatawan, termasuk yang datang ke tempat saya juga meningkat,” timpalnya.

Sebagai informasi, di Banyuwangi, homestay tumbuh begitu pesat selama tiga tahun terakhir. Saat ini setidaknya terdapat 200 homestay yang terdaftar di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbupar) Banyuwangi. Jumlah ini tidak termasuk yang belum terdaftar secara resmi. SINDONEWS

Rabu, 29 Maret 2017

Rais Aam PBNU: Pesantren Harus Lahirkan Ulama

Jombang, 
Pesantren memiliki peran strategis dalam menyiapkan ulama masa mendatang. Hal ini disampaikan KH Ma'ruf Amin pada puncak haul KH Bisri Syansuri di halaman Pondok Pesantren Mamba'ul Ma'arif Denanyar Jombang, Selasa (28/3) malam.

Menurut Kiai Ma‘ruf, KH Bisri Syansuri adalah sosok yang selalu menjaga serta menyiapkan para ahli agama serta tokoh perbaikan. Hal tersebut sejalan dengan pesan Rasulullah SAW bahwa Allah tidak akan pernah mengangkat ilmu dari hati manusia. "Akan tetapi Allah mengangkat ilmu itu dengan memanggil ulama," kata Kiai Ma'ruf.

Kalau kemudian banyak ulama wafat beserta ilmu yang dimiliki, serta tidak ada yang menggantikan maka akan terjadi krisis orang alim. "Akibatnya orang akan mengangkat para pemimpin bodoh," jelasnya. Kalau ditanya sejumlah masalah, akan tetapi tidak didasari pengetahuan, maka mereka akan mengeluarkan fatwa sesat dan menyesatkan, lanjutnya.

Karena itu, dalam pandangan Ketua Umum MUI ini, keberadaan ulama harus selalu disiapkan oleh pesantren. "Pesantren adalah tempat bertafaqquh fiddin, serta menyiapkan para ulama," tegasnya.

Kiai Bisri, kata Kiai Ma’ruf, adalah sosok yang konsisten menjaga tradisi pesantren tersebut.

Ia juga mengapresiasi gerakan Ayo Mondok yang selama ini digagas pengurus Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) NU. "Setidaknya ada kesadaran para orang tua untuk memondokkan anak terbaiknya ke pesantren," ungkapnya. 

Sisi lain yang juga menonjol dari Kiai Bisri adalah konsisten menjaga tugas keumatan dan kebangsaan serta kenegaraan. "Karena ulama itu juga dituntut tanggungjawab keumatan, kebangsaan dan kenegaraan," urainya. 

Hal tersebut sebagaimana diteladankan oleh Rasululah menjelang wafat yang lebih memikirkan masa depan umat. "Ini memberikan pesan bahwa beliau memikirkan umat sepeninggalnya," katanya. Tanggung jawab umat ini juga menjadi tugas dari NU. NU Online

PC Ansor dan PCNU Kabupaten Banyuwangi Siap Sukseskan Istighotsah Kubro Harlah Ke-94 Nahdlatul Ulama di Sidoarjo

Banyuwangi,  – Kegiatan Istighosah Kubro yang akan dilaksanakan oleh Pengurus Wilayah NU Jawa Timur disambut antusias oleh PCNU Banyuwangi. Sebagaimana hasil rapat, NU Banyuwangi siapkan mengerahkan warganya dalam doa bersama yang dihelat dalam hari lahir NU tersebut.
“Sebagaimana instruksi dari PWNU Jawa Timur, Banyuwangi siap untuk hadir dan menyukseskan istighosah kubro ini,” tutur Ketua PCNU Banyuwangi KH. Masykur Ali saat ditemui di kantor NU, Selasa (28/3).
PCNU Banyuwangi menginstruksikan kepada setiap MWC NU untuk mengikutkan minimal satu bis penuh. “Setidaknya akan ada 25 bis yang akan berangkat dari Banyuwangi,” terang Kiai Masykur.
Besar kemungkinan 25 bis yang direncanakan tersebut akan terus bertambah. Beberapa MWC NU optimis akan mampu membawa jamaah lebih dari satu bis. “Kita insyallah akan membawa dua buah bis,” papar Ketua MWC NU Genteng H. Ahmad Shodik.
untuk mempermudah pergerakan rombongan besar yang akan menuju ke lokasi acara di Stadion Delta Sidoarjo, PCNU Banyuwangi akan bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk mengawal.
“Rombongan akan berangkat Sabtu malam (8/4). Yang dari wilayah utara akan berkumpul di PCNU dan di patwal polisi melewati beberapa MWC lain di selatan dan berkumpul bersama di RTH Genteng. Lanjut kemudian ke Glenmore dan Kalibaru,” papar kordinator rombongan Nanang Nur Ahmadi.
Lebih lanjut, Nanang menjelaskan, bagi warga NU yang ingin berpartisipasi dapat berhubungan dengan pengurus MWC NU masing-masing. “Atau bisa langsung datang ke Kantor PCNU Banyuwangi,”pungkasnya.

Sementara itu ,untuk PC Ansor Banyuwangi sebagai badan otonomi tersendiri dari NU juga siap mengerahkan anggota - anggotanya  mengikuti istighotsah Akbar.seperti di umumkan salah satu pengurus PC Ansor Banyuwangi (Sahabat Abdul Aziz S.Hi) pada rapat Koordinasi  PCAnsor  Sore hari ini (29/3/2017) yang bertempat di Rogojampi.


"Bis yang disediakan Khusus untuk Ansor  berjumlah 8 Bis ,Kita berharap sahabat-sahabat Ansor mulai tingkat Ranting sampai tingkat PC di Wilayah Banyuwangi bisa berpartisipasi mengikuti acara istighotsah ini ", demikian ungkap  Abdul Aziz S.Hi.
(nuob / gusno)

BERIKUT VIDIO UNDANGAN ISTIGHOTSAH KUBRO dari PWNU Jatim: 9 April 2017 di Sidoarjo(KH.MUTAWAKKIL ALALLOH)

Senin, 27 Maret 2017

Setelah tujuh bulan ikan seperti menghilang,Kini Nelayan Muncar Mulai Panen Ikan

MUNCAR-Para nelayan Muncar, kini mulai  bisa tersenyum. Setelah tujuh bulan ikan seperti menghilang, akhirnya mulai dapat ditangkap kemarin (26/3). Nelayan yang bekerja, mulai dapat  tangkapan yang lumayan banyak.  

Salah satu nelayan Muncar, Halim, 46, asal Dusun Palurejo, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, mengatakan ikan di laut Muncar  ini sudah mulai ada sejak sepekan terakhir. Hanya saja, ikan yang muncul itu kebanyakan jenis mernying.“Yang berhasil  ditangkap nelayan baru mernying, lemuru belum ada,” katanya seraya menyebut kalau dirinya  mulai berangkat mencari ikan pada Sabtu (25/3). 


Nelayan lainnya, Mas’udi, 30, dari Dusun Krajan, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar, mengungkapkan selain ikan  mernying, ikan lain yang juga berhasil ditangkap itu jenis  tongkol, putihan, dan cumi-cumi. Hanya saja, jumlahnya  masih sedikit.“Semoga ini awal  yang baik, karena sudah lama  kita paceklik,” ungkapnya.  Hasil tangkapan ikan marnying yang cukup lumayan banyak,  langsung disambut oleh sejumlah  pedagang. Meski ukuran ikan ini sebesar lemuru, tapi para pedagang juga banyak yang berebut.“Katanya belum bisa memenuhi  pasar, ikan langsung habis di pasar lokal saja,” jelasnya. 


 Salah satu tukang angkut ikan di Pelabuhan Muncar, Tukiran, selama sepekan ini hanya melihat hasil tangkapan nelayan itu  ikan mernying. Ikan yang baru  turun dari kapal, langsung diserbu oleh pedagang.

“Ikan jenis lain masih satu dan dua dua saja, yang banyak mernying,” terang pria asal Desa Bomo, Kecamatan Blimbingsari itu.  Di tempat terpisah, Halimah,  45, seorang pedagang ikan asal Dusun Krajan, Desa Tembokrejo, Kecamatan Muncar,  menjelaskan ikan mernying  yang banyak ditangkap para nelayan itu masih sebatas memenuhi kebutuhan di beberapa pasar.
“Masih belum sampai dikirim ke luar, saya  lihat ikan habis di pedagang-pedagang kecil saja. Jadi belum ada yang dikirim ke luar Banyuwangi,” katanya. Dari pantauan Jawa Pos Radar Genteng, meski sepekan  terakhir sudah mulai ada tanda-tanda ikan keluar, tapi sebagian besar nelayan masih memilih  untuk tidak melaut. Mereka   yang sepekan ini bekerja, diperkirakan hanya 10 persen  sampai  25 persen dari jumlah nelayan  yang ada di Muncar.(radar)

Minggu, 26 Maret 2017

Kumpulan Foto Konferensi Ranting Gerakan Pemuda Ansor Desa kaligondo

Konferensi Ranting GP Ansor kaligondo mengamanatkan Sahabat Gunawan sebagai ketua Ranting.

KALIGONDO,Rapat Anggota Pimpinan Ranting /Konferensi Ranting Gerakan Pemuda Ansor Desa kaligondo kecamatan genteng Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur mengamanatkan Sahabat Gunawan sebagai ketua Ranting masa khidmat 2017-2020.

Rapat Anggota di  Masjid At Taslim dusun Kaliwadung Desa Kaligondo Hari Sabtu 25 Maret 2017 (20.00 Wib)  tersebut dimulai dengan tahlil , menyanyikan lagu Indonesia Raya dan mars Ansor.

Pada kesempatan Tersebut hadir Kyai/ ulama setempat  (Kyai Dimyati),Rois Syuryah NU Kaligondo ( Bpk.Syafei),Ketua PAC GP Ansor Genteng ABD.Kadir,M.Pd.i ,beserta jajaran pengurus lainnya.
Dalam sambutannya ABD.Kadir,M.Pd.i  mengapresiasi gerak cepat pengurus Ranting mengadakan konferensi.

“Semoga dengan sudah diadakannya konferensi ini,bisa memicu Ranting-ranting lain di wilayah kecamatan Genteng untuk bisa  segera menyusul .makanya saya juga mengajak sahabat-sahabat ansor dari Ranting sekitar turut menghadiri acara ini”.demikian tutur ABD.Kadir,M.Pd.i .

Selain pemilihan Ketua Ranting ,pada acara tersebut juga disampaikan Laporan pertanggungjawaban  kepengurusan masa khidmat 2013 – 2016  oleh Sahabat M.Muslikhin,S.Pd.I selaku Ketua Demisioner yang kini mendapat amanah Sebagai Wakil Ketua di kepengurusan PAC GP Ansor Genteng.
Rapat sidang pemilihan ketua Ranting masa khidmat  2017-2020 yang di pimpin Sahabat Muhamad Agusno (selaku ketua sidang) berjalan cukup alot untuk mencari Sosok Ketua yang ideal sesuai Tatib Rapat Anggota dan PD/PRT GP Ansor. Banyaknya masukan saran dari tokoh – tokoh setempat akhirnya menjadi solusi mencapai mufakat ,menunjuk satu nama calon (Sahabat Gunawan)sebagai ketua Ranting .

Sebelum acara di akhiri dengan Doa , ABD.Kadir,M.Pd.i selaku Ketua PAC tak lupa meminta kepada panitia konferensi tetap mengawal dan membantu Ketua terpilih membentuk team formatur guna melengkapi struktur kepengurusan Ranting ,dan segera bisa  diajukan  ke PC Ansor Banyuwangi dalam penerbitan SK. (Gusno)

Kumpulan foto acara ini klik : http://ansorgenteng.blogspot.co.id/…/kumpulan-foto-konferen…

Sabtu, 25 Maret 2017

PBNU Apresiasi Khidmah Muslimat untuk Kesejahteraan Umat

Bogor, 
Sejumlah program dan layanan yang diberikan Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) untuk kemajuan dan kesejahteraan umat mendapat apresiasi dari sejumlah pihak, termasuk Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sendiri.

“Kemajuan program dan layanan pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan dakwah membuat PBNU bangga terhadap khidmah atau pengabdian Muslimat untuk umat,” ujar Ketua PBNU KH Abdul Manan Ghani sesaat setelah membuka secara resmi perhelatan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Muslimat NU di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (25/3).

Menurutnya, perjuangan lahir dan batin yang dilakukan oleh Muslimat NU perlu dilakukan oleh perangkat dan lembaga lain di NU. Bahkan Muslimat mampu merangkul semua pihak untuk tujuan kesejahteraan sosial secara umum.

Sementara itu, dalam kegiatan yang dihadiri oleh sekitar 380 pimpinan nasional dari 34 wilayah dan 180 cabang Muslimat ini, Ketua Umum PP Muslimat NU Hj Khofifah Indar Parawansa menekankan pentingnya standar operasional prosedur untuk menggerakkan semua perangkat organisasi di bawah naungan Muslimat NU. 

Menurutnya hal ini penting agar layanan pendidikan, ekonomi, kesehatan, maupun dakwah perlu menyesuaikan dengan standar yang ada agar mutu terus dapat ditingkatkan dalam skala nasional.

“Rapimnas kali ini berupaya menguatkan standar operasional prosedur untuk meningkatkan kualitas organisas, baik secara institusional maupun secara individual,” ujar Khofifah.

Rapimnas Muslimat NU bertajuk Satukan Langkah Membangun Negeri Menjaga NKRI ini merupakan rangkaian kegiatan yang akan dilanjutkan agenda diskusi kebangsaan, Harlah, dan Pelantikan pengurus baru pasca Kongres ke-17 di Pondok Gede Jakarta.

Pelantikan sekaligus peringatan Harlah Ke-71 Muslimat NU akan digelar di Masjid Istiqlal Jakarta, Selasa (28/3) bersama Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan tokoh nasional lainnya. Sebanyak 17.000 kader Muslimat NU akan membanjiri Istiqlal dalam kegiatan tersebut. NU Online

Jumat, 24 Maret 2017

Sanggah Ishomuddin , Kiai Miftah Berharap Syuriah PBNU Tegas Seperti Era Mbah Bisri

Tampak kiai KH Miftahul Akhyar (dua dari kiri)
 bersama KH Makruf Amin (dua dari kanan)
 dalam sebuah acara. (FT/Fiqhmenjawab)
SURABAYA |   Wakil Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU),  KH Miftahul Akhyar, menolak keras isi kesaksian  Ishomuddin untuk meringankan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di persidangan kasus dugaan penistaan agama yang digelar di Auditorum Kementan Jakarta Selatan, Selasa (21/3/2017).
“Andaikan kami diberi waktu bersaksi setelah Pak Ishom, tentu argumentasinya akan terjawab semua, sebagaimana dia mau me-nol-kan argumen-argumen saksi sebelumnya,” demikian disampaikan KH Miftahul Akhyar, kepada duta.co Kamis (23/03/2017).
Menurut Kiai Miftah, kata Auliya dalam QS al-Maidah 51 itu harusnya, kalau dimaknai menjadikan nonmuslim sebagai teman setia saja, tidak boleh, apalagi dijadikan sebagai pemimpin.  Ini jelas, pendapat ulama NU tersebut berasal dari kitab tafsir karya Imam Aulawi, Imam Al Qurtubi, Imam Ibnu Athiya, Imam Hambal hingga Imam Haromain.
“Memangnya Pak Ishom itu lebih alim dan faqih keilmuannya daripada para imam-imam pengarang kitab tafsir tersebut. Kaidah tafsir al Maidah 51 bukan terletak pada Asbanun Nuzul, tetapi pada keumuman indikasi,” jelas Kiai Miftah.
Ijtihad para ulama NU, lanjutnya, juga mengkaitkan tafsir QS al Maidah 51 dengan ayat yang lain, seperti QS an-Nisa 138-139 terkait larang orang muslim membantu nonmuslim dalam hal tertentu karena bisa dianggap munafik. Atau QS al Imron 118 terkait larangan menjadikan orang nonmuslim sebagai bithonah (teman kepercayaan).
Jadi?  Menurut Kiai Miftah, langkah Pak Ishom yang tidak mengindahkan peringatan PBNU, dengan sengaja hadir menjadi saksi meringankan terdakwa Ahok, jelas merupakan bentuk pelanggaran berat terhadap organisasi.
“Semua pengurus PBNU sudah faham dan harus paham, selain tahu aturan Tatib dalam menyampaikan pandangan hukum. Kalau NU sebesar ini, lalu pengurusnya semaunya sendiri dengan dalih ‘tidak boleh ada diskriminasi’, maka rusaklah sebuah organisasi, dan ini sangat memalukan,” tambah Wakil Rais Aam PBNU ini.
Menurut mantan Rais Syuriah PWNU Jatim, Tatib NU sudah jelas, menyatakan, bahwa pengurus NU dalam berpandangan harus mengacu atau tidak boleh bertentangan dengan hasil keputusan Muktamar, Munas, jajaran syuriah dan atau tujuh orang yang sudah digariskan dalam Tatib.
“Di antara ketujuh orang yang pendapatnya menjadi rujukan pengurus NU dalam berpendapat, yakni Rais Aam, Katib Aam, Ketua Umum, Wakil Ketua Umum dan Sekjen PBNU,” terang pengasuh Ponpes Miftahus Sunnah, Kedung Pengkol, Surabaya.
Ia juga menegaskan bahwa pengurus NU di berbagai tingkatan, tidak bisa melepaskan diri secara pribadi. Sebab jika dipisahkan, itu sama halnya dengan orang munafik karena penyataan di dalam organisasi bilang begini, dan di luar organisasi bilang begitu.
Terlebih saat dilantik atau baiat sebagai pengurus NU, di situ disebutkan bahwa antara pribadi dan pengurus adalah satu kesatuan. Ini jelas. “Baiat pengurus NU menggunakan kalimat syahadatain dan atau kutipan-kutipan ayat Alquran, itu berdampak mengikat para pengurus. Dengan berbaiat, berarti pengurus telah berjanji untuk melaksanakan amanah organisasi,” ungkap Kiai Miftahul Akhyar.
Ia juga berharap seluruh pengurus NU mematuhi, Anggaran Dasar, dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) NU dan segala peraturan organisasi, serta menaati fatwa para ulama, untuk kepentingan NU, kepentingan umat Islam, kepentingan bangsa dan negara, serta bertindak dalam kapasitas pribadi, maupun organisasi.
“Apalagi sebagai syuriah atau owner NU, kalau sampai berani melepaskan kapasitas pribadi dan organisasi itu sangat memalukan dan pencideraan terhadap NU,” tegasnya.
Kiai Miftah memastikan ada sanksi terhadap Pak Ishom, karena ini pelanggaran berat. Namun PBNU belum rapat untuk memutuskan sanksi yang harus diterima karena masih ada kesibukan. “Kiai Makruf masih ada di Medan dan saya bersama Syech Ali Marbun ada di Sibolga untuk mendampingi presiden dalam peresmian titik nol kilometer,” ungkapnya.
Menurut Kiai Miftah, sikap tegas PBNU, khususnya syuriah sangat diperlukan agar pengurus NU tidak menjadi liberal. Kalau dibiarkan akan menular ke pengurus yang lain di masa depan, sehingga membahayakan NU.  “Syuriah PBNU harus tegas seperti zaman Mbah Bisri. Subhan ZE tetap harus tunduk pada Mbah Bisri, bahkan ketika muncul SK pemecatan, dia masih begitu hormat kepada Mbah Bisri,” jelasnya.
Senada, Syech Ali Marbun salah seorang pengurus PBNU lainnya menambahkan bahwa pengurus NU itu jabatan otomatis yang selalu melekat para pribadi seseorang, termasuk Pak Ishom. “Tak ada haknya dia (Pak Ishom,red) menjawab itu karena sudah ada Rais Aam yang berpendapat itu. Sebab NU itu organisasi, kalau semua pengurus ditanya lalu menjawab walaupun dia tidak paham betul dengan ilmu tafsir, tentu jawabnya akan berbeda dan bisa membahayakan organisasi,” pungkasnya. (duta.co)

Doa Bersama untuk KH Hasyim Muzadi


GENTENG – Dalam rangka mengenang tujuh hari meninggalnya mantan Ketua Umum PBNU, KH. Hasyim Muzadi, PCNU Kabupaten Banyuwangi menggelar doa bersama di halaman SMK Ibnu Sina, Dusun Jalen, Desa Setail, Kecamatan Genteng,  Rabu malam (22/3).

Dalam doa bersama itu terlihat hadir jajaran PCNU Banyuwangi, Muslimat NU, Fatayat NU, GP Ansor, IPNU-IPPNU, MWC NU dan para tokoh masyarakat. Forpimka Genteng, hadir Camat Genteng Firman  Sanyoto, Kapolsek Kompol Sumartono, dan Danramil Kapten ( Arm) Sutoyo.

Selain diisi dengan pembacaan surat yasin  dan tahlil untuk almarhum KH. Hasyim  Muzadi, dalam acara itu juga dibacakan perjalanan perjuangan KH. Hasyim Muzadi  selama masa hidupnya. “Kiai Hasyim Muzadi itu tokoh pemersatu antar umat beragama, ” cetus Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Banyuwangi, KH Maskur Ali.

Dalam acara itu, Kiai Masykur mengatakan almarhum Kiai Hasyim Muzadi pernah menyampaikan NU itu ibarat pemadam kebakaran  yang harus siap menjadi pemadam segala polemik yang ada di tengah masyarakat. “NU itu selalu hadir menjadi penengah setiap ada persoalan di masyarakat,” katanya.
Selama mengabdikan diri menjadi pengurus NU, terang dia, Kiai  Hasyim Muzadi selalu menghindari   demo dan aksi yang frontal. Dalam setiap menyelesaikan masalah,   selalu mengedepankan dialog dan  musyawarah. Bahkan, saat NU Banyuwangi mendemo Bupati Banyuwangi, Ratna Ani Lestari,  terang dia, Kiai Hasyim Muzadi ini langsung menelepon agar aksi- aksi itu diperhalus.
“Buat apa demo itu,” ungkapnya menirukan pernyataan Kiai Hasyim Muzadi.  Ketua IPNU Banyuwangi, Yahya Muzaki, menyebut doa bersama untuk almarhum KH Hasyim  Muzadi itu penting dilaksanakan untuk mengingatkan akan kematian. Secara khusus, mendoakan  KH Hasyim Muzadi merupakan bentuk bakti warga nahdliyin.
“Kita memanggil beliau itu kan abah, ini bentuk doa kami untuk orang tua,” katanya. (radar)

Kamis, 23 Maret 2017

Pernyataan Sikap PCINU Belanda atas Perjuangan Rakyat Kendeng

Bismillahirrahmanirrahim

Seperti banyak diketahui, Pemprov Jateng tetap berkeras memberikan izin lingkungan penambangan meski telah dibatalkan oleh Mahkamah Agung melalui putusan Nomor 99 PK/TUN/2016 Tahun 2016. Izin baru inilah yang diprotes oleh Almarhumah Ibu Patmi dkk karena jelas eksploitasi tambang akan merusak lingkungan tanah kampungnya.

Selain itu, putusan baru tentang izin lingkungan penambangan juga dinilai mengandung keharaman menurut keputusan Bahtsul Masail Muktamar Nahdlatul Ulama ke-33 tahun 2015 yang lalu. Keputusan Bahtsul Masail yang berasal dari pertanyaan ‘(1) bagaimana hukum melakukan eksploitasi kekayaan alam secara legal tetapi membahayakan lingkungan? Dan, (2) bagaimana hukum aparat pemerintah terkait memberi izin penambangan yang berdampak pada kerusakan alam?.’ Jawaban atas pertanyaan mendasar dan krusial diatas disepakati bahwa ‘(1) eksploitasi kekayaan alam yang berlebihan sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan hukumnya adalah haram; dan (2) pemberian izin eksploitasi oleh aparat pemerintah yang berdampak pada kerusakan alam yang tidak bisa diperbaiki lagi maka hukumnya haram jika disengaja.’ 

PCINU Belanda menyebutkan bahwa apa yang dilakukan oleh Gubernur Jateng dengan menerbitkan kembali izin lingkungan penambangan pabrik semen di Kendeng (baca: SK Gubernur 660.1 Tahun 2007), tidaklah benar, baik dan tepat. 

PCINU Belanda juga memandang apa yang dilakukan oleh Ibu Patmi merupakan salah satu upaya untuk mencegah terjadinya kerusakan alam merupakan sikap amar ma’ruf nahi munkar. Oleh karenanya, PCINU Belanda menyampaikan rasa berkabung atas berpulangnya Ibu Patmi warga Kendeng, seorang yang berjihad yang berjuang menentang eksploitasi alam yang dilakukan oleh Korporasi Semen di Rembang. PCINU Belanda juga berpandangan bahwa izin baru (baca: SK Gubernur Jateng 660.1 Tahun 2017 tentang izin lingkungan penambangan dan pembangunan pabrik semen PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk di Kabupaten Rembang Provinsi Jateng) telah menyeret Indonesia di ujung tanduk cara berhukum yang buruk. Izin ini jelas sudah memicu ketepurukan prinsip negara hukum yang makin kronis, nihilnya legitimasi sosial hak asasi mansia dan merobek-robek prinsip keadilan lingkungan. 

Pertama, kebijakan izin lingkungan penambangan yang baru telah mengkhianati prinsip negara hukum Indonesia. Lantang bunyi UUD 1945 bahwa ‘Negara Indonesia adalah negara hukum,’ namun perintah konsitusi ini dicampakan oleh cara berhukum Gubernur Jateng. Keluarnya kebijakan izin lingkungan penambangan yang baru, jelas membuktikan bahwa Gubernur tidak patuh pada putusan Mahkamah Agung (baca: Putusan MA Nomor 99 PK/ TUN/ 2016). 

Syahdan, akal-akalan mentaati putusan MA, yang memerintahkan supaya mencabut izin lingkungan penambangan, Gubernur Jateng memang melakukannya dengan mencabut izin lingkungan yang lama (baca: SK Gubernur Jateng No 660.117 tahun 2012) melalui surat keputusan Gubernur sembari membuka sedikit peluang gelap (baca: SK Gubernur Nomor 660.1/4 tahun 2017) pada tanggal 16 Januari 2017. Dan, sebulan kemudian, publik pun kembali dibuatnya bersedih dengan keluarnya keputusan izin lingkungan penambangan (baca: SK Gubernur Jateng 660.1 Tahun 2017). 

Padahal majelis hakim dalam putusan MA memberikan pertimbangan hukum untuk melarang penambangan di Kendeng Rembang. Saat itu, hakim yakin betul bahwa daerah pegunungan Kendeng adalah daerah Cekungan Air Tanah (CAT) yang tidak boleh ditambang. Bahkan Majelis Hakim juga mencatat bahwa Kecamatan Gunem dan Kecamatan Bulu terbentang luas sumber mata air seluas 501 Ha. 

Selain itu juga, tidak terlihat adanya niat baik dan solusi kongkret untuk kebutuhan warga, utamanya problem kekurangan air bersih dan kebutuhan pertanian. 

Dengan tegas juga, hakim menyatakan bahwa sosialisasi pendirian pabrik hanyalah formalitas saja, sementara diujung sana, rakyat berkumpul melakukan aksi massa dengan Sikap Penolakan Warga Rembang tertanggal 10 Desember 2014 yang ditandatangi oleh 2.501 warga. Majelis hakim menilai ‘pesan-pesan yang diharapkan belum sampai kepada sebagian masyarakat, sehingga persepsi positif yang diciptakan Tergugat II (PT Semen Indonesia) belum terwujud.’ Putusan MA tidak dipahami secara utuh oleh Gubernur Jateng dalam menyusun kebijakan yang berkeadilan sosial. 

Dengan demikian, terbitnya izin lingkungan penambangan yang baru dalam dunia hukum adalah noda hitam dilembar kertas putih dunia hukum kita. Jelas perumus Indonesia negara hukum dulu yang duduk di panitia hukum dasar BPUPKI 1945, seperti: Soepomo, Soebardjo, Latuharhary, Sartono, dan Wachid Hasyim akan bersedih, menyaksikan konsep negara hukum dicabik-cabik, seperti ini!

Kedua, kebijakan izin lingkungan penambangan yang baru ini menodai penghormatan pada hak asasi manusia. Kebijakan ini melanggar hak atas kepastian hukum yang adil (Pasal 28D ayat 1) setelah terbitnya SK Gubernur Jateng, hukum sepertinya dipermainkan. Sebuah mahkamah pengadilan yang berwibawa dengan kekuatan hukum yang mengikatnya dan final, dilangkahi dengan ‘kebijakan tipu-tipu.’ Kebijakan ini juga telah menabrak hak atas bebas dari perlakukan diskriminatif (Pasal 28I ayat 2). Harusnya pemerintah mengkreasikan ‘keadilan sosial,’ lantaran dengan terbitnya kebijakan ini, pemerintah dalam hal ini Gubernur Jateng malah membuahkan ‘keadilan korporasi.’ Gubernur Jateng telah berlaku diskriminatif dengan lebih memihak pada modal kapital ketimbang jeritan rakyatnya sendiri. Selain itu, kebijakan tersebut juga nyata-nyata membentur konsep hak untuk bertempat tinggal serta kehidupan yang layak (Pasal 40 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia), jika saban hari rakyat dihantui bahaya dampak lingkungan pabrik semen. Saat warga Kendeng yang menolak pabrik Semen pun terus tak didengar suaranya, kehadirannya pun tidak diakui dalam proses penyusunan kebijakan yang harusnya partisipatif, maka sekali lagi mereka juga kehilangan ‘hak untuk diakui di hadapan hukum’ (Pasal 16 UU No. 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan International Covenant on Civil and Political Rights). 

Berdasarkan pertimbangan diatas maka PCINU Belanda menyatakan:

1. Bersimpati cukup mendalam terhadap perjuangan para warga Kendeng untuk mempertahankan kelestarian tanah kampungnya. Berjuang mulai dari mendirikan tenda perjuangan di Kendeng, mengajukan gugatan ke pengadilan, aksi dipasung semen jilid pertama, aksi payung di depan Gubernuran Jateng, sampai aksi dipasung semen jilid II. Kami juga memberikan dukungan sepenuhnya secara lahir dan batin terhadap perjuangan mereka; 

2. Menyampaikan duka terdalam kepada Bu Patmi, semoga khusnul khotimah dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kelapangan;

3. Menyayangkan sikap Gubernur Jateng yang telah melanggar putusan MA dan mempermainkan rakyatnya dengan menerbitkan kebijakan izin lingkungan yang baru; 

4. Mendorong supaya Presiden berani mengambil sikap tegas dalam membatalkan kebijakan izin lingkungan penambangan yang baru. Dan, mendorong keadilan kembali hadir diantara rakyat. 


Den Haag, 22 Maret 2017/24 Jumadi Tsani 1438H


Pengurus Tanfidziyah Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Belanda

Fachrizal Afandi (Ketua)
Syahril Siddik (Wakil Ketua)

Rabu, 22 Maret 2017

Guru Banyuwangi Belajar Pendidikan ala Finlandia

BANYUWANGI – Guru-guru Kabupaten Banyuwangi mengikuti seminar pendidikan yang diisi pembicara yang merupakan tokoh pendidikan terkemuka dunia yang menginisiasi gerakan ‘Dream School’ bernama Allan Schneitz.
Gerakan pendidikan yang telah teruji dan mendapat banyak apresaisi itu menitikberatkan proses pendidikan pada rasa saling percaya antara pelajar, guru, orang tua dan pemerintah.
Dihadapan 350 kepala sekolah dan puluhan guru yang hadir di Blambangan Ballroom, Hotel Ketapang Indah Banyuwangi, Selasa (21/3/2017), Allan sapaan Allan Schneitz mengatakan, sejatinya pendidikan harus mampu menyiapkan anak-anak untuk menghadapi masa depannya. Karena tantangan yang datang di masa depan akan berbeda dengan apa yang terjadi saat ini.
Allan melanjutkan, Finlandia sendiri selama ini dinilai sebagai negara dengan pendidikan terbaik karena konsep pendidikan yang sebenarnya sederhana. Yakni konsep pendidikan yang memberi kesempatan seluas-luasnya bagi anak untuk dapat mengembangkan minat dan bakatnya.
Mengedepankan value atau nilai-nilai baik yang membentuk perilaku dan sikap positif. Finlandia percaya semua anak memiliki keunggulan masing-masing selama diberi kesempatan.
“Anak-anak tepat belajar matematika, bahasa sebagai pengetahuan dasar. Tapi kami lebih mengedapankan pendidikan yang menanamkan nilai-nilai pada anak-anak,” cetus Allan.Dia juga menjelaskan pendidikan juga bukan hanya sekadar kegiatan mengajar, tapi bagaimana membangun kerjasama dengan lingkungan dan orang tua. Hal itu bisa dilakukan dengan mendengarkan masukan dari lingkungan, bekerjasama dengan orangtua, bersama-sama berpikir apa yang anak-anak butuhkan yang merupakan cara sederhana dan bisa diterapkan dimanapun, termasuk di Indonesia.
Secara khusus, kata Allan, untuk menghadapi masa depan, juga ada ketrampilan abad 21 yang harus dimiliki oleh anak-anak. Yakni bagaimana menumbuhkan kreativitas, membangun kerjasama dan berkolaborasi, berpikir kritis dan membangun komunikasi.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, pihaknya sengaja pelajari model pendidikan dari Finlandia yang telah mendapat penilaian sebagai salah satu model pendidikan terbaik di dunia.
“Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang membuat anak-anak tetap bahagia. Ketika anak-anak menjalani pendidikannya dengan hati bahagia, potensi dan kemampuan dari latar belakang mereka sendiri akan berkembang dengan baik,” papar Anas dalam sambutannya.
Diharapkannya dengan pendidikan yang mengutamakan rasa nyaman dan bahagia anak-anak akan menghasilkan generasi bangsa menjadi pesaing ahli berbagai bidang di dunia. (TIMESBANYUWANGI)

Senin, 20 Maret 2017

Naik ‘Kelas’ Bersama Zakir Naik

Naik ‘Kelas’ Bersama Zakir Naik

Oleh: M. Anwar Djaelani

Zakir Naik adalah sebuah prestasi dakwah. Lewat dakwahnya, sangat banyak orang yang lalu bisa naik ‘kelas’. Sebagian –bisa jutaan jumlahnya-, yang sebelumnya kafir lalu naik ‘kelas’ menjadi beriman kepada Allah. Sebagian yang lain, kemudian naik ‘kelas’ menjadi lebih kuat keimanannya. Maka, menarik jika kita mencari tahu: Siapa Zakir Naik itu?

Sangat Fenomenal

Dr. Zakir Abdul Karim Naik adalah seorang cendekiawan Muslim dan muballigh asal India. Dia juga penulis buku-buku keislaman dan perbandingan agama.

“Zakir Naik, Salah Satu Orang Berpengaruh di India,” tulis situs di atas. Dia lahir pada 18/10/1965 di Mumbai (Bombay, nama lamanya), India. Di antara riwayat pendidikannya, dia memelajari kesehatan di Topiwala National Medical College dan Nair Hospital di Mumbai. Dia menerima gelar MBBS (singkatan dari gelar akademik untuk dokter) dari University of Mumbai.

Pada 1991 dia berhenti bekerja sebagai dokter dan berkonsentrasi di dunia dakwah. Sejak itu, dia menjadi da’i yang banyak mengangkat tema perbandingan agama.

Di India, Zakir Naik adalah pendiri sekaligus Presiden Islamic Research Foundation (IRF), sebuah organisasi nirlaba yang memiliki dan menyiarkan jaringan saluran TV gratis Peace TV dari Mumbai. Dia telah berceramah dan menulis sejumlah buku tentang Islam dan perbandingan agama. Dia kerap sampaikan hal-hal yang ditujukan untuk menghapus keraguan tentang Islam. Artikel-artikelnya sering diterbitkan di majalah India seperti di Islamic Voice. Atas karya-karyanya, Zakir Naik memeroleh beberapa penghargaan, baik di India maupun di dunia internasional.

Salah satu media India, Indian Express, pada 22/02/2009 mendudukkan Zakir Naik di peringkat 82 dari "100 Orang India Terkuat 2009". Sementara, penduduk India saat itu satu miliar. Di sisi lain, dalam daftar khusus "10 Guru Spiritual Terbaik India", Zakir Naik berada di peringkat tiga dan menjadi satu-satunya Muslim di daftar tersebut.

Selain itu, pada 01/03/2015, Zakir Naik mendapat penghargaan tertinggi dari Pemerintah Saudi Arabia, King Faisal International Prize (KFIP). KFIP merupakan penghargaan terhadap karya-karya luar biasa dari individu dan lembaga dalam lima katagori yakni Dakwah Islam, Studi Islam, Bahasa dan Sastra Arab, Kedokteran, serta Ilmu Pengetahuan. Penghargaan itu disampaikan secara langsung oleh Raja Salman bin Abdul Aziz. Kala itu Zakir Naik menerima sertifikat, medali emas 24 karat seberat 200 gram dan cek 200.000 ribu dollar Amerika. Dalam acara penganugerahan penghargaan itu, Zakir Naik menyatakan bahwa dirinya akan menyumbangkan semua hadiah uang untuk Peace TV.

Dakwah Zakir Naik membuat gentar Barat. Ada “7Alasan Mengapa Barat Takut pada Dr Zakir Naik” (www.tarbiyah.net 07/02/2016). Memang, meski banyak warga Eropa dan Amerika kagum terhadap Zakir Naik dan berusaha menghadiri forum-forumnya, ternyata tidak demikian dengan pemerintahnya. Sejumlah negara seperti Inggris dan Kanada mencekal Zakir Naik. Amerika Serikat bahkan terang-terangan mengecam Zakir Naik.

Dari situs di atas, berikut ini empat dari tujuh alasan yang dimaksud. Pertama, “Banyak Orang Masuk Islam di Forum Zakir Naik”. Di saat gereja semakin sepi dan orang-orang Barat semakin ragu-ragu dengan teologi mereka sendiri, tiba-tiba Zakir Naik datang. Ceramah-ceramahnya membabat habis kesalahan dalam teologi gereja. Dengan penjelasan yang argumentatif, Zakir Naik mematahkan trinitas, membongkar bahwa Yesus bukan Tuhan, dan sebagainya. Tidak sedikit orang yang masuk Islam setelah mendapatkan penjelasan dari Zakir Naik.

Kedua, “Menguatnya Dakwah Islam di Barat”. Melalui ceramah-ceramahnya di sejumlah negara Eropa, Zakir Naik seperti langsung menusuk ke jantung pertahanan Barat. Hampir setiap ceramahnya dihadiri ribuan orang sehingga jumlah audien Zakir Naik telah mencapai jutaan orang yang sebagiannya hidup di Barat. Mereka yang tadinya hanya mengetahui Islam dari media, kini mulai mengetahui prinsip-prinsip Islam dari Al-Qur’an dan As-Sunnah. Meluasnya dakwah Islam ini, meskipun tidak semuanya masuk Islam, cukup mengkhawatirkan Barat. Sebab menurut “The Clash of Civilization”-nya Samuel Huntington, Barat tengah menempatkan Islam sebagai musuh. Jika ternyata warganya sendiri memahami Islam dengan baik, hal itu sangat membahayakan bagi hegemoni politik mereka.

Ketiga, “Zakir Naik juga Ditakuti Gereja”. Cukup beralasan jika pemerintah Barat takut pada Zakir Naik karena gereja-gereja pun tidak sanggup membendung gelombang dakwah Islam yang dibawakan Zakir Naik.

Keempat, “Pengaruh Zakir Naik Semakin Meluas”. Bersamaan dengan derasnya dakwah Islam, pengaruh Zakir Naik semakin meluas. Di India, seperti telah disebut di atas, Zakir Naik masuk “100 Tokoh Paling Berpengaruh” serta dinobatkan sebagai “Tiga Besar Guru Spiritual di India” yang mayoritas bukan Muslim.

Sekali lagi, mengapa Zakir Naik ditakuti Barat? Zakir Naik ditakuti sedemikian rupa dia dicekal tak boleh masuk ke Amerika dan Eropa, karena selain hafal Al-Qur’an dan ribuan hadits, dia juga menguasai Injil, Weda, Tripitaka dan Bhagavad Gita. Maka, tak hanya mengislamkan orang Kristen, Zakir Naik juga telah mengislamkan banyak orang Hindu. Oleh karena sedemikian rupa menguasai kitab-kitab itu, tidak jarang Zakir Naik mengoreksi jika ada pastor atau pendeta yang salah kutip (www.bersamadakwah.net 10/08/2015).

Ayo Naik!

Umat Islam patut bersyukur karena ada Safari Dakwah bertajuk "Zakir Naik Visit Indonesia 2017", yaitu pada 1 - 10 April 2017. Tercatat, Zakir Naik akan berdakwah di Cibubur, di Universitas Pendidikan Indonesia - Bandung, di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, di Universitas Darussalam Gontor – Ponorogo, di Bekasi, dan di Makassar. Mari, naikkan ‘kelas’ kita dengan berguru kepada ulama –yang kata KH Arifin Ilham- santun, pintar, dan pandai mengemukakan pendapat dengan hujjah yang tepat sedemikian rupa jutaan orang di dunia masuk Islam melalui wasilahnya.

Gelar Rapimnas, Muslimat NU Bahas Rancangan Program Strategis

Jakarta, 
Pimpinan Pusat (PP) Muslimat NU akan menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) di Hotel Lorin, Sentul, Bogor, Jawa Barat, 24-27 Maret 2017 mendatang. Rapimnas akan diikuti 34 PW (Pimpinan Wilayah) dan 75 PC (Pimpinan Cabang). 

“Di Rapimnas akan dibahas Renstra (rencana strategi) serta program hasil Kongres XVII. Kita breakdown, bagi-bagi tugas, mana yang dikerjakan PP, PW dan PC,” kata Sekretaris Umum (Sekum) PP Muslimat NU, Hj Ulfah Mashfufah, Sabtu (18/3) dilansir laman MNU Online.

Rapimnas ini merupakan tahap lanjutan dari orientasi Pengurus PP Muslimat NU masa khidmat 2016-2021 di Gedung Pusdiklat Kementerian Sosial (Kemensos) Margaguna, Jakarta Selatan, Rabu (14/3/2017) lalu.

“Sederhananya acara orientasi kemarin itu mengemas dan di Rapimnas ini berbagi tugas. Selain itu ada muatan Aswaja dari Gus Aab (KH Abdullah Syamsul Arifin, Ketua PCNU Kabupaten Jember). Rapimnas selesai tanggal 27, besoknya langsung Harlah di Masjid Istiqlal,” katanya.

Cucu pendiri Nahdlatul Ulama, KH Abdul Wahab Chasbullah (Mbah Wahab) itu menambahkan, secara garis besar output dari Rapimnas ini ada tiga.

Pertama, pembahasan program atau pembagian kerja dan mekanismenya. Kedua, tentang perangkat. “Ketiga, pengemasan Desa Aswaja, siapa bertugas apa,” tambahnya.

Dalam Rapimnas nanti, Muslimat NU juga melibatkan seluruh perangkat organisasi yang ada di bawah naungan Muslimat.

“Nanti akan ditentukan mekanisme hubungan antara Muslimat NU dan sejumlah perangkatnya. Soal tata kerjanya ya kita bahas di Rapimnas ini,” tuntasnya. (Red: Fathoni/NU Online)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons | Re-Design by AnsorGenteng Online